Sabtu, 22 Mei 2010

kasus autisme

Peter minun susu dengan bersemangat, duduk dan berjalan pada usia yang sesuai. Namun sebagian perilakunya merasa membuat kami tidak nyaman, Ia tidak pernah memasukkan apapun kedalam mulutnya,. Tidak jarinya, tidak mainannya, tidak apapun juga…

Lebih mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa Peter tidak memandang kami, atau tersenyum dan Ikut dalam permainan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari masa bayi seperti halnya popok. Ia jarang tertawa, dan jika Ia melakukannya, Itu disebabkan oleh hal-hal yang tidak lucu bagi kami. Ia tidak suka memeluk, tetapi duduk tegak dipangkuan saya. Bahkan ketika saya mengayunnya. Tetapi setiap anak beda dan kami senang membiarkan peter menjadi dirinya sendiri. Kami pikit merupakan hal yang lucu ketika saudara laki-laki saya berkunjung ketika Peter berusia 8 bulan., dan Ia mengatakan “Anak ini tidak memiliki insting social sama sekali.” Walaupun Peter anak pertama, Ia tidak terisolasi. Saya sering menaruh tempat bermainnya di depan rumah dimana anak-anak sekolah akan berhenti dan bermain dengannya saat mereka melewati rumah. Ia tidak mengacuhkan mereka juga.

Kitty, anak yang berkarakter, yang lahir 2 tahun kemudian, responsivitasnya menekankan adanya perbedaan pada Peter. Bila saya pergi ke kamar Kitty untuk menyusuinya pada Malam hari, kepala kecilnya akan menyembul dan Ia menyapa saya dengan senyum dari kepala hingga kakinya. Dan kesadaran akan perbedaan itu membuatku merasa beku, lebih dari kamar yang dingin.

Ocehan Peter tidak berubah menjadi bahasa sampai usianya mencapai 3 tahun. Ia bermain secara soliter dan repetitive. Ia merobek kertas menjadi bagian-bagian tiis yang jumlahnya berkeranjang-keranjang setiap harinya. Ia memutar tutup toples dan menjadi kesal ketika kami mencoba mengalihkannya. Hanya kadang-kadang saja saya mendapat kontak matanya, tetapi kemudian saya melihat fokusnya berubah dari mata saya menuju bayangan pada kacamata saya.

Petualangan Peter dilinkungan tetangga pinggiran kota kami tidak menggembirakan. Dia tidak mengikui aturan-aturan umum bahwa pasir harus dimainkan dikotak pasir, dan anak-anak memberi hukuman padanya. Ia tampak seperti sosok yang sedih dan sendirian, selalu membawa mainan kapal terbang yang tidak pernah dimainkannya. Pada saat itu, saya belum mendengar kata yang mendominasi pada kehidupan kami, yang selalu diucapkan pada percakapan, dan yang duduk bersama pada setiap acara makan. Kata itu Autisme.

sumber : http://miemydufanaddict.blogspot.com/2010/05/kasus-autis.html

kasus ADHD

Rida berusia 7 tahun. Saat ini dia duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Orang tuanya seringkali mendapatkan masukan dan laporan dari gurunya bahwa dia seringkali jalan-jalan di kelas. Rida lebih banyak berdiri dan tidak fokus pada pekerjaan sekolahnya.

Orang tuanya pun mengakui bahwa di rumah pun Rida seperti itu. Seringkali Rida berganti-ganti aktivitas dan tidak pernah sampai selesai. Misalnya, bermain bongkar pasang dan selang beberapa menit kemudian sudah beralih pada permainan yang lain.

Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi prestasinya di sekolah. Rida seringkali sulit dikontrol. Dia sering mengabaikan apa yang Mamanya perintahkan.

Kasus yang dialami Rida hanyalah salah satu kasus yang terjadi pada anak-anak lainnya. Kadangkala sebagai orang dewasa, jika kita memperhatikan seorang anak yang berganti-ganti aktivitas, kita memiliki asumsi bahwa anak itu mengalami kebosanan.

Namun, perlu diperhatikan lebih seksama lagi, apakah anak itu memang bosan atau ada hal lain yang terjadi padanya. Ketidakmampuan anak untuk menaruh perhatian terhadap berbagai aktivitas tentunya dapat menghambat perkembangan akademik dan perkembangan sosial anak.

Hal ini dapat terjadi karena dia tidak dapat menyelesaikan tugas dengan penuh perhatian dan proses belajar yang terganggu. Oleh sebab itu sangat penting jika orang tua maupun pendidik dapat melakukan deteksi atau mengetahui lebih awal yang terjadi pada anak sehingga dapat dilakukan penanganan dengan tepat.

Pada kasus Rida dan yang akan kita bicarakan lebih jauh merupakan sebuah ilustrasi mengenai Gangguan Pemusatan Perhatian atau Attention Deficit/ Hiperactivity (ADHD).

sumber: http://novira08.wordpress.com/2010/05/09/kasus-adhd/

kasus autisme

Nia (25) tak pernah menduga akan dikaruniai anak autis. Tapi apa daya, ia pun hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Hanya usaha yang bisa ia lakukan agar kelak putranya itu bisa hidup layaknya anak normal.

Kevin adalah adalah anak pertama pernikahan Nia dengan Anton Simbolon. Kini usianya beranjak 5 tahun. Kelainan pada bocah lelaki kelahiran Medan, 1 Oktober 2002 ini mulai nampak ketika ia berusia dua tahun. Di usia itu ia belum bisa bicara dengan jelas.

“Sebelumnya ia tampak normal. Responnya pun masih normal. Jika dipanggil misalnya, ia akan menoleh dan melihat siapa yang memanggilnya itu,” kenang Nia perempuan berdarah Sunda itu.

Cara bicara Kevin yang lambat dan tidak jelas sebelumnya dianggap Nia dan keluarga hanyalah masalah keterlambatan pertumbuhan saja. Dan mereka yakin, Kevin pasti bisa berbicara layaknya anak normal seiring dengan pertumbuhan usianya nanti. Dan Kevin pun sempat mengikuti sekolah playgroup dengan sesama anak normal lainnya.

Namun hingga enam bulan kemudian, anggapan itu tenyata keliru. Kevin belum menampakkan perubahan. Bahkan, perilaku Kevin tampak semakin tidak seperti biasanya. Hal inilah yang akhirnya menyadarkan Nia bahwa ia perlu memeriksakan apa sebenarnya yang terjadi pada anaknya itu.

Karena kurangnya informasi tentang kelainan Kevin, Nia kemudian membawa Kevin ke Bandung. Dokter pertama yang ditemuinya adalah dr Dadang Sharief (spesialias anak) yang mengatakan, Kevin mengalami masalah (gangguan) pada pencernaan.

Dugaan-dugaan diagnosa yang belum jelas tentang kelainan yang terjadi pada Kevin sempat membuat Nia bingung. Hingga akhirnya atas rujukan dr Dadang Syarif sendiri, Nia pun bertemu dengan dr Meli Budiman (Ketua Yayasan Autis Indonesia).

Kebetulan waktu itu dr Meli Budiman sedang berkunjung ke Bandung. Dan atas diagnosa sang dokter, Kevin dijelasakan positif mengidap autis. “Dokter langsung tahu setelah memeriksa tingkah laku Kevin,” jelas Nia. Dan menyarankan agar Kevin menjalani terapi rutin.

Sayangnya, Kevin hanya bisa menjalani terapi selama enam bulan karena terkendala masalah biaya. “Terus terang saya akui, sebagai orang tua yang masih muda, waktu itu kami masih belum mapan secara finansial dan pengalaman,” kata Nia.

Maka dengan terpaksa Nia pun kembali ke Medan dengan harapan mendapat dukungan dari orangtua dan keluarga. Namun kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Nia tidak mendapat respon dan dukungan dari mereka, yang bahkan tidak menerima kenyataan yang menimpa Kevin.

Meski demikian, Nia dan suami tidak menyerah. “Saya dan ayah Kevin berusaha berjuang sendiri tanpa ada dukungan dari pihak keluarga dengan usia yang masih muda, dengan keadaan yang belum mapan,” kata Nia.

Dengan keterbatasan itu, Nia pun merawat Kevin sendirian. “Selama satu tahun Kevin kami rawat di rumah, tanpa bimbingan medis,” katanya. Ibu muda ini hanya merawat anaknya dengan mengandalkan buku-buku dan video.

Hingga pada tahun berikutnya, Nia dan suami yang bekerja sebagai pegawai swasta, memutuskan agar Kevin kembali mengikuti terapi dan pendidikan di Yayasan YAKARI, yayasan khusus untuk penanganan bagi anak penderita autis di Kota Medan.

Meski demikian, tak banyak harapan Nia pada Kevin. Harapan yang hampir sama bagi ibu yang juga memiliki anak penderita autis, yang juga terjadi bagi Mama Yudha misalnya; juga orang tua lain yang menghadapi kondisi yang sama.

Harapan yang sangat sederhana sebenarnya. “Bisa mandiri saja sudah cukup,” pinta Nia. Kenyataanya, hingga kini Kevin masih kesulitan untuk makan sendiri, buang air kecil (besar) sendiri. Yang jelas, semuanya masih mengharapkan uluran tangan orang lain, meskipun untuk melakukan hal semudah apapun.

Semakin Sayang Karena Autis

Bagi Nia, menerima kenyataan memiliki anak menderita autis awalnya sangatlah tidak mudah. Apalagi Kevin adalah putra pertamanya dari perkawinan mudanya.

Rasa minder pun sering dialaminya. Tapi perasaan itu justru menyadarkannya bahwa ia harus menerima Kevin bagaimanapun ia adanya. “Sikap menerima adalah kunci ketabahan bagi setiap orangtua yang memiliki anak autis,” jelas Nia. Sikap yang pada awalnya sulit ia lakukan.

“Kalau bukan orangtua yang berusaha mendekatkan diri, maka semakin sulit bagi penderita autis untuk hidup berkembang seperti yang diharapkan,” katanya.

Nia pun mengaku semakin sadar akan makna cinta sesungguhnya. Juga semakin sadar bahwa anak adalah titipan Tuhan yang bagaimanapun ia adanya haruslah dijaga dan dibesarkan dengan ikhlas. Bahkan dengan rasa syukur.

“Jika Kevin tidak menderita autis, mungkin cinta saya tidak sebesar ini. Jika Kevin tumbuh normal, mungkin saya tidak akan merasakan kebahagiaan yang pasti tidak dirasakan orangtua lain,” tambahnya.

Kebahagiaan orangtua yang memiliki anak autis seperti Nia memang berbeda dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh orangtua yang memiliki anak normal.

Nia mengaku akan bahagia jika misalanya, Kevin menunjukkan ekspresinya ketika dipanggil oleh ibunya; jika ia berbicara dengan baik atau ketika anaknya itu mampu melakukan hal lain yang bisa dilakukan anak normal, meski tak banyak.

“Mungkin kedengaran biasa saja bagi orang lain. Tapi itulah kebagiaan saya sebagai orang tua yang memiliki anak pengidap autis,” katanya dengan raut wajah sedih.

Pengalaman itu sekaligus membuat ia semakin sayang kepada Kevin. “Saya dan suami akan merawatnya semampu kami. Apa pun akan kami lakukan demi Kevin. Sebab inilah tanggungjawab kami sebagai orangtua.” Tak terasa matanya tampak basah memerah.

Orangtua, Terapis Autis Sesungguhnya

Apakah autis bisa disembuhkan? Semua orangtua seperti Nia pasti mengharapkan jawaban yang sama, yaitu: ya. Ini pulalah yang menjadi dasar keyakinan mereka sehingga berbagai upaya pun mereka tempuh.

Penanganan autis sejauh ini dilakukan dengan terapi, seperti terapi perilaku, wicara dan sensori (okupasi). Upaya lain adalah mencari gangguan metabolisme yang mungkin menjadi menjadi faktor pencetus gejala autis. Dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan darah, faecus, urine dan rambut (terapi biomedis).

Inilah upaya yang juga dilakukan YAKARI sejauh ini. Namun Arief Budi Santoso, konsultan pendidikan di yayasan itu mengatakan, berhasil tidaknya upaya itu tak lepas dari peran orangtua sendiri. Sebab orangtualah orang yang terdekat dengan anaknya.

Arief menjelaskan contoh kasus yang pernah dialami Catherine Maurice, seorang ibu yang memiliki tiga anak yang sama-sama mengidap autis. Seorang ibu yang terbilang berhasil hingga bukunya (“Let Me Hear Your Voice”), banyak menjadi acuan terapi bagi seluruh orangtua yang memiliki anak autis di seluruh dunia. “Catherine telah membuktikannya, “jelas Arief.

Penyebab autis

Sejauh ini penyebab autis dipastikan terjadi karena faktor genetik. Namun meskipun anak membawa predisposisi genetik, bila tidak ada faktor pencetus dari luar, diperkirakan gejala autis tidak timbul.

Selain itu adalah faktor pencetus sebelum kelahiran, seperti keracunan logam berat, terkena infeksi virus rubella, CMV, toxoplasma, jamur. Juga dikarenakan ibu memakan obat-obatan keras terutama pada saat trimester pertama masa kehamilan. Hal ini bisa mengganggu struktur susunan syaraf pusat janin sehingga anak akan menunjukkan gejala autis sejak akhir.

Autis juga muncul akibat faktor pencetus setelah kelahiran. Hal ini bisa disebabkan oleh terjadinya infeksi virus, jamur atau bakteri, terutama dalam usus. Adanya gangguan pencernaan yang menyebabkan berbagai macam alergi makanan, keracunan logam berat, seperti pB, Hg, As, dan Sb. Akibatnya, terjadi gangguan kekebalan tubuh (imunodefisiensi) sehingga anak sering sakit.

Juga diakibatkan banyaknya exorphin (casomorphin dan gliadorphin) yaitu protein yang berasal dari casein (susu sapi) dan gluten (tepung terigu) yang tidak dapat dicerna anak. Sehingga memberikan efek seperti morphin. Untuk diketahui, fungsi otak yang dipengaruhi morphin adalah bidang prilaku, perhatian, kecerdasan dan emosi.

Bila hal ini terjadi, maka munculah apa yang disebut autis regresif. Gejalanya bermacam-macam. Ketika anak sudah sempat berkembang normal, tapi kemudian terjadi kemunduran pada umur 18-24 bulan. Bahkan, perkembangannya bisa terhenti.

Gejala lain adalah, apa yang telah dipelajari dan dikuasai si anak menghilang perlahan-lahan. Misalnya, anak sudah mampu berbicara, tapi kemudian kemampuan bicara itu hilang disertai dengan munculnya gejala-gejala autis. Gejala ini terlihat dari prilakunya yang tidak normal.

sumber : http://tonggo.wordpress.com/2007/08/30/anakku-mengidap-autis/

kasus down sindrome

Munculnya kabar tentang hidupnya kembali anak muda bernama Salim di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengundang perhatian warga. Salim, yang wafat pada September 2008 saat berumur 18 tahun, tiba-tiba muncul di rumah kontrakan salah satu kerabatnya dan dipercaya warga bahwa dia hidup kembali.

Anak yang muncul tiba-tiba itu memang memiliki ciri fisik yang sama dengan Salim asli, anak pasangan Bunyamin (70) dan Kaswina (60). Anak itu mengalami keterbelakangan fisik dan mental atau lebih dikenal dengan istilah down syndrome (DS).

Menanggapi kasus ini, Kepala Sekolah SLB Al Gaffar Guchany, Teten Trisyatun, menyatakan, pihak keluarga mungkin saja memercayai anak tersebut sebagai Salim karena melihat ciri fisiknya yang sama.

Menurut Teten, penderita DS cenderung memiliki ciri fisik yang sama, seperti badan yang relatif pendek, wajah yang menyerupai orang mongolia, dan ciri-ciri khas lain.

“Sering disebut dengan mongoloid. Penderita down syndrome juga biasa dibilang wajah sedunia karena hampir sama di seluruh dunia,” ucap Teten di kantornya di Pondok Gede, Bekasi, kepada Kompas.com, Sabtu (29/1/2010).

Teten yang telah mendidik anak penderita down syndrome sekitar 20 tahun itu menjelaskan, ciri khas mongoloid adalah pada bagian wajah tampak hidung yang datar, mulut yang mengecil, lidah yang menonjol keluar, dan mata sipit.

Pada tubuh lain, tangan lebih pendek, serta jarak antarjari, baik pada tangan maupun kaki, melebar, dan ciri-ciri lain. “Saat ini saya mendidik lima anak down syndrome, mukanya sama semua,” ucapnya.

Meskipun anak down syndrome memiliki ciri fisik yang relatif sama, katanya, mereka tetap memiliki perbedaan fisik antara satu dan yang lain, seperti tinggi badan dan warna kulit. “Di wajah pasti ada ciri khusus yang saling membedakan antarmereka yang pasti dikenali orangtua,” kata Teten.

Ketika ditanya mengapa sikap anak yang mirip Salim itu sangat akrab dengan keluarga Salim meskipun tidak mengenal sebelumnya, ia menjawab, hal itu wajar. Penderita down syndrome, tutur Teten, cenderung memiliki sikap ramah, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

“Mereka itu cenderung periang, cepat membaur, ramah sama siapa pun, termasuk kepada orang asing. Dia akan menganggap orang yang tidak dikenalnya seperti orangtuanya sendiri jika orang itu memberi rasa aman kepadanya,” paparnya.

“Tapi, setiap anak tetap memiliki sikap yang khusus yang dapat dikenali orangtuanya,” tambah Teten.

Bagaimana dengan pengakuan orangtua Salim bahwa anak yang mirip Salim itu datang secara tiba-tiba ke rumah keluarga Bunyamin, ayah Salim? “Kalau memang benar datang sendiri, saya juga bingung. Mungkin lebih baik ke pendekatan agama. Orangtuanya kan tahu Salim sudah meninggal,” jawabnya.

“Yang jelas, kalau orangtua itu mau merawat anak tersebut seperti anaknya sendiri, itu sangat mulia. Jangan dieksploitasi, misalnya banyak orang datang ke rumahnya terus dimintai uang,” ujar Teten.

sumber : http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6865692255623870570

Amy Wolfe menikahi sebuah wahana permainan

Amy Wolfe merupakan penderita sindrom gejala autis yang tergolong jenius atau asperger. Wanita berusia 32 tahun ini menaruh hati pada benda-benda mati, satu di antanya sandaran tangga. Wanita asal New York, Amerika Serikat, ini mengaku mempunyai kekasih utama yakni sebuah wahana permainan di Knoebels, Pennsylvania.

Amy dan kereta terbang ajaib 1001 Nacht telah 'berpacaran' sekitar 10 tahun. Wanita berambut cepak ini bahkan memasang foto Nacht di atap kamarnya. Ia juga membawa baut dan sekrup Nacht sehingga Amy merasa dekat dengan 'sang kekasih. Meski demikian, Amy tak pernah cemburu ketika banyak orang yang menikmati Nacht
sumber : http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/05/01/16715/Pernikahan-Aneh-yang-Mencengangkan/882

kasus INDIGO

Satrio Wibowo (15) bisa dikatakan penulis muda yang super-istimewa. Novel pertamanya yang berjudul The Chronicles of Willy Flarkies diterbitkan setelah Satrio sepakat untuk mengizinkan novel perdananya yang ditulis dalam bahasa Inggris itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Satrio sama sekali tidak pernah les bahasa Inggris, bergaul dengan orang asing, ataupun hidup di luar negeri. Keluarganya pun tidak berbicara bahasa Inggris di rumah.

Tetapi, remaja yang lahir di Serang pada 24 November 1994 itu menulis novelnya dalam bahasa Inggris sebanyak 400 halaman. Novel fantasi itu dibuat Satrio saat berusia 12 tahun.

Novel The Chronicles of Willy Flarkies berkisah tentang petualangan seorang remaja yang menemukan dunia lain dengan dimensi kehidupan berbeda dan teknologi yang sangat futuristik, namun ramah lingkungan. Kisah dalam novel itu dikemas dalam berbagai sensasi rasa, mulai dari kocak, sedih, thriller, dan misteri.

Di novel yang mengisahkan remaja pria bernama Willy Flarkies yang berstatus pelajar SMP, Bowo banyak menyisipkan pesan moral dan filosofi hidup yang mengulas tentang relasi orang tua-anak, bahaya radiasi, pelestarian lingkungan, kritik pada sistem pendidikan, hingga makna persahabatan.

Satrio yang hadir dalam peringatan Hari Buku Sedunia di Pasar Festival Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu, mengatakan, dirinya senang berimajinasi. Satrio suka membaca buku karena bisa membawa imajinasinya keluar secara bebas.

Awal mula menjadi penulis, Satrio mengatakan, karena didorong ibunya, Yeni Sahnaz. Saat kecil, Satrio sering sakit-sakitan tanpa diketahui secara pasti penyakitnya.

Ibunya berpikir jika Satrio bisa mengeluarkan perasaan atau pikirannya lewat tulisan, Satrio tidak akan sakit-sakitan. Ternyata, cara itu ampuh dan sangat disukai Satrio.

Satrio pun bersemangat untuk menulis buku yang sesuai imajinasinya. Satrio yang sejak usia 4 tahun secara menakjubkan bisa berbicara bahasa Inggris itu selalu menulis dalam bahasa Inggris. "Lebih bisa berekspresi," ujarnya singkat.

"Waktu ketemu penerbit agak kesulitan karena novelnya dalam bahasa Inggris, harus diterjemahkan lagi. Awalnya Satrio tetap bersikukuh novelnya terbit dalam bahasa Inggris. Soalnya dia mau go international. Tetapi akhirnya dia mengizinkan novel itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia," kisah Yeni.

Yeni mengatakan, ada beberapa bakat istimewa dalam diri anak bungsunya itu. Satrio sejak kecil mampu mengoperasikan komputer dengan baik. Dia juga jago melukis dan sebentar lagi bakal diajak berpameran. Satrio pun hobi menulis puisi.

"Semuanya otodidak, enggak ada yang ngajarin. Mungkin bakat itu karena dia indigo," kata Yeni.

Tidak mudah

Meskipun Satrio punya banyak keistimewaan yang mencengangkan, kenyataan itu tidak berarti hidup Satrio mudah. Pelajar SMPN 5 Bogor itu justru sering menghadapi masalah, mulai dari diolok-olok temannya sebagai anak aneh hingga dinilai bodoh oleh guru di sekolah.

Yeni mengisahkan, dirinya kerap dipanggil pihak sekolah sejak TK hingga SMP karena kemampuan akademik Satrio yang dinilai tidak memuaskan. Kerap kali Satrio dianggap tidak layak untuk naik kelas.

Pengalaman di sekolah yang sering kali tak menyenangkan bagi Satrio membuatnya kritis terhadap sistem pendidikan nasional. Satrio berhasil membuat testimoni mengenai pandangannya terhadap sistem pendidikan Indonesia saat didapuk menjadi salah satu pembicara. Namun, tulisannya itu batal dipresentasikan.

Dari testimoni yang diberi judul My Testimony (lagi-lagi Satrio menulis dalam bahasa Inggris), Satrio menggambarkan hidupnya sangat menyedihkan. Dia selalu dapat ranking terendah di kelasnya. Tidak seorang pun mau mengakui kelebihannya di bidang lain hanya karena dia tidak bisa mendapat nilai-nilai bagus dalam pelajaran di kelas.

Penolakan-penolakan yang berkaitan dengan bakat istimewa Satrio juga sempat membuatnya kecewa. Novelnya, yang ditulis dalam bahasa Inggris, pada awalnya tidak dilirik penerbit besar. Alasannya, penerbit tidak tertarik menerbitkan novel berbahasa Inggris di Indonesia alias bakal tidak laku di pasaran.

Satrio juga menawarkan lukisan-lukisannya pada galeri, tetapi ditolak. Kali ini alasannya Satrio terlalu muda.

"Huh, di Indonesia hanya peduli tentang pendidikan. Mereka tidak menghargai seseorang seperti saya hanya karena mereka ingin semua anak Indonesia harus bersekolah. Apalagi, ada sekolah bertaraf internasional hanya mau anak yang punya ranking bagus. Soal kreativitas diabaikan. Dalam pandangan mereka itu sudah super, tapi sebaliknya saya bilang superbodoh," ujar Satrio dengan nada tinggi.

Belajar di sekolah reguler yang dijalani Satrio dinilai menyiksa. Lazimnya sekolah secara umum, pihak sekolah menerapkan aturan-aturan yang membatasi dan ingin siswa itu sama jago di Matematika dan sains. Pengajaran guru di sekolah benar-benar tidak membuat siswa bisa menjadi diri sendiri.

"Suatu hari nanti, saya mau membuat sekolah yang 25 persen teori dan 75 persen praktik yang menghargai kreativitas," ujar Satrio mengenai impiannya soal pendidikan.

Satrio menerima kondisi dirinya sebagai anak indigo yang berpikir dengan cara yang tidak lazim. Satrio ingin seperti fisikawan kesohor Albert Einstein yang dengan percaya diri mengatakan, "It's not that I'm genius, but I stay with problems longer".

Satrio menyesalkan jika orang-orang berpikir hanya ilmuwan yang pintar dan bisa membawa perubahan dunia. Dalam pandangannya, imajinasi seorang anak juga perlu dibiarkan berkembang, terutama untuk anak indigo yang punya imajinasi tidak terbatas. Bukan justru dikatakan bodoh dan aneh.

Sang ibu Yeni memahami kehidupan Satrio yang imajinatif itu justru dipandang aneh dan dicibirkan. Tetapi, Yeni terus mendorong buah hatinya untuk tidak berkecil hati. Dan, menulis pun menjadi salah satu ajang pembuktian diri bagi Satrio. Karya perdananya itu sebagai bukti jika Satrio memiliki keistimewaan dengan kekuatan imajinasinya.

"Saya mau tulis sekuelnya lagi," tekad Satrio.
sumber : http://oase.kompas.com/read/2010/05/15/18090242/Satrio.Wibowo..Penulis.Muda.Istimewa-5

kasus asperger

Cerita ini disampaikan John Burnham, terapis konsultas keluarga, Klinik Parkview, Birmingham, Inggris. Burnham menangani kasus keluarga yang mempunyai anak berusia 14 tahun yang mengidap penyakit Ssindrom Asperger. Suatu penyakit yang termasuk ringan dalam kategori penyakit mental autis. Dalam percakapan terungkap bahwa keluarga itu terjebak dalampola perilaku repetitif yang dalam CMM teori disebut strange loop atau lingkaran aneh, Bila orang tua menerima kenyataan atas kelainan anakany, mereka memeperlakukan putranya dengan penuh kasih sayang, sabar dan pemaklum. Menerima perlakuan sepeti ini, perilaku anak luar biasa jadi semakin membaik dan karenanya membuat orang tuanya berfikir bahwa si anak bukan pengidap sindrom Asperger. Karena perubahan keyakinan ini orang tua anak mulai bersikap lain terhadap anak, mereka tidak begitu toleran lagi pada kelainan tingkah laku si anak. Saat terjadi perubahan ini, perilaku anak mereka kembali memburuk yang menunjukkan ciri-ciri Sindrom Asperger. Keyakinan orang tua si anakpun kembali berubah, “Ini jelas ciri Asperger”.

Burnham mencoba membantu orang tua si anak ke luar dari keterjebakan tersebut dengan cara mengajak mereka memikirkan ‘hubungan yang bagaimanakah yang Anda inginkan dengan anak Anda ?’ Jawaban pertanyaan ini terbukti efektif dibandingkan dengan membiarkan orang tua terus-menerus memikirkan kapan perilaku anaknya berubah menjadi penderita Sindrom Asperger dan kapan tidak berubah.

Seseorang –Dalam- Percakapan : Penciptaan ikatan-ikatan dalam kesatuan

1. Pengalaman seseorang dalam percakapan adalah proses sosial utama dalam kehidupan manusia.
2. Cara orang berkomunikasi sering lebih penting dibandingkan dengan isi dari apa yang mereka bicarakan itu sendiri.
3. Tindakan-tindakan dari seseorang yang berbicara dalam suatu percakapan secara reflektif direproduksi ketika interaksi berlangsung.
4. Sebagai konstruksionis sosial, para peneliti CMM memandang diri mereka sendiri sebagai partisipan yang ingin tahu dalam sebuah dunia yang pluralistis.

sumber : http://imran2001.multiply.com/journal/item/4/CMM_Theory

kasus ADHD

Agus, seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun. Ia senang melakukan kegiatan olahraga, khususnya futsal. Ia memiliki kemampuan akademik yang cukup memadai. Meskipun demikian, gurunya menyatakan bahwa prestasi belajarnya sangat kurang. Gurunya meyakini bahwa Agus akan menjadi lebih baik dalam prestasi belajarnya apabila guru lebih banyak memberikan perhatian khusus kepadanya.
Di sekolah, Agus sangat jarang mengerjakan tugas dan menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya walaupun waktu yang disediakan cukup lama. Ia sering mengganggu teman-teman sekelasnya saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Ia sering meninggalkan tempat duduknya dan selalu bertanya-tanya sesuatu yang kurang bermanfaat kepada gurunya dan teman sebangkunya. Bahkan, ia sering menyakiti teman-temannya, misalnya menusuk tubuh temannya dengan ujung pensil yang telah di runcingkan. Saat melakukan futsal, ia bergerak kesana ke mari ke segala posisi dengan gerakan yang dilakukan secara berantai tanpa henti-hentinya. Namun, ia tidak segera menyelesaikan tugas sebagai seorang pemain yang sedang bermain futsal.
Di rumah, Agus termasuk anak yang sulit di atur. Rumahnya menjadi berantakan karena ia sering melakukan aktivitas memprakarsai unuk mencoba-coba membongkar dan memasang benda-benda yang ada di sekitrnya tanpa di selesaikan dengan baik. Sering kali ia membanting dan melempar benda-benda yang ada di sekitar ruangannya. Ayahnya melaporkan kepada gurunya bahwa Agus sering lupa terhadap apa yang pernah ia lakukan sehingga ayahnya frustasi oleh ulahnya dan sering membentak dengan keras saat Agus berperilaku tidak mau diam, bahkan menjadi berlebihan.
Berikut ini deskripsi kasus agus secara klinis..
Agus secara jelas merupakan anak dengan karakteristik hiperaktif yang mempunyai kesulitan pemusatan perhatian secara berlarut-larut dalam melakukan suatu tugas yang di berikan kepadanya. Akibatnya, semua tugas yang di berikan kepadanya tidak pernaj terselesaikan dan seiring tidak mendengarkan dengan baik saat seorang berbicara dengan dirinya. Agus sering menunjukkan aktivitas geraknya yang sulit di hentikan.
Anak-anak semacam Agus termasuk anak-anak hiperaktif yang berperilaku tidak mampu untuk diam sejenak dengan tenang di kursi belajarnya untuk beberapa menit (paling lama hanya lima menit) dan sering menunjukan gejala-gejala kegelisahan saat berada di ruang belajar. Dengan sikapnya tersebut menyebabkan gurunya dan teman-teman sekelasnya menjadi frustasi terhadap ulahnya. Dalam permainan futsal secara beregu, sering di lakukan pertemuan singkat saat waktu jeda dan sering kali Agus bertanya-tanya sambil berteriak-teriak terhadap pelatihnya (impulsivity).

sumber : http://4yu8.wordpress.com/2010/02/23/contoh-kasus-anak-adhd/

Awas....."Penggigit" Datang!

"BELAKANGAN ini anakku, Mario (4 tahun), suka sekali menggigit. Teman-temannya di sekolah pun sampai takut. Karena tanpa basa-basi, Mario langsung menggigit bahu atau lengan teman mainnya. Saya dan suami pun tak luput jadi korbannya.” keluh Nina, sang Mama.

Kalau bayi mau tumbuh gigi sih, wajar suka menggigit. Tapi bagaimana kalau hal itu dilakukan oleh anak seusia Mario? Yuk Moms, cari tahu penyebabnya dan bagaimana mengatasinya!

Menggigit = perilaku tidak baik

Sebaiknya orangtua dapat mengajari anak perilaku yang benar dengan memberikan pemahaman mengapa menggigit itu tidak baik dilakukan, menjadi model yang baik untuk anak, dan mengingatkan anak bagaimana berperilaku yang dapat diterima dalam berinteraksi dengan orang lain.

Jika anak sering menggigit teman sepermainan atau orang lain yang tidak dikenalnya, maka orangtua harus mengambil tindakan yang tegas dengan memberikan hukuman. Jangan berikan reaksi yang ambigu pada anak. Misalnya ketika anak menggigit, Anda hanya tertawa dan mengatakan bahwa itu biasa ia lakukan. Lalu di lain waktu Anda marah besar karena merasa bahwa dia telah mempermalukan Anda dengan tindakannya.

Bersikap konsisten akan membantu Moms dalam menerapkan batasan. Namun jika anak terus menggigit, kemungkinan dia mengalami masalah yang berbeda, bukan hanya karena kekesalan sementara.

Dalam kasus tertentu, teguran dan batasan-batasan yang tegas bisa tidak berfungsi. Oleh karena menggigit merupakan tanda kemarahan, kekesalan dan perlawanan. Cobalah untuk menemukan penyebab anak bersikap demikian. Mungkin ada tekanan dalam keluarga atau lingkungan. Kurangnya perhatian orangtua juga bisa menjadi salah satu pemicunya.

Meski hal tersebut wajar dialami oleh anak-anak, jangan dibiarkan. Dikhawatirkan perilaku tersebut berkembang menjadi kebiasaan buruk. Tentu saja akan berdampak buruk bagi si anak sendiri maupun 'korbannya'.

Tip agar anak tidak menggigit

1. Ciptakan suasana nyaman. Suasana ini akan membuat perasaan anak juga lebih nyaman dan rileks. Hal ini bisa meminimalkan timbulnya emosi negatif, sehingga anak pun tidak merasa perlu untuk menggigit

2. Jagalah kondisi psikologis anak sejak dini. Jika marah, hindari nada membentak atau merendahkan harga dirinya. Tegurlah perilakunya tanpa mencela dirinya. Selain itu, jika orangtua sedang ada masalah, sebaiknya jangan diperlihatkan di hadapan si kecil.

3. Beri perhatian cukup. Kadang si kecil menggigigit untuk mencari perhatian. Sesekali luangkan waktu untuk menemaninya bermain. Jaga jangan sampai anak kurang perhatian, lebih-lebih setelah memiliki adik lagi.

4. Perhatikan pola makannya. Anak harus dibiasakan untuk makan secara teratur, dan jaga agar jangan sampai ia kelaparan. Sebab, bisa jadi anak menggigit untuk memberi tahu bahwa ia lapar.

5. Istirahat yang cukup. Kondisi fisik yang lelah bisa memengaruhi emosi anak. Karena itu anak harus dijaga jangan sampai kelelahan.

6. Latih anak untuk berkomuniksi dan mengungkapkan emosi sejak dini, agar tidak terbiasa menggigit. Rajin membacakan buku cerita merupakan salah satu cara yang efektif untuk melatih anak berkomunikasi.

Penyebab anak suka menggigit

1. Eksperimen. Biasanya anak suka menggigit payudara atau bahu ibunya. Mungkin karena mereka ingin bereksperimen dan bereksplorasi. Jika ini terjadi, langsung katakan jangan secara serius. Jika dia masih bayi, berikan pengganti yang bisa digigit si kecil untuk belajar mengeksplorasi.

2. Frustasi. Kondisi ini terjadi karena anak tidak dapat mengatasi masalahnya, mungkin ia ingin menarik perhatian orangtuanya atau ingin memiliki mainan teman sepermainannya. Biasanya anak menggigit bukan dengan maksud menyakiti. Moms bisa melarangnya dengan bijak. Ajak ia mendekati korbannya untuk minta maaf, sambil menerangkan bahwa menggigit menyebabkan rasa sakit. Anda bisa membantunya untuk mengekspresikan perasaannya dengan kata-kata.

3. Merasa terancam. Sebagian anak melakukan hal ini sebagai tindakan bela diri. Beberapa faktor yang membuatnya terancam biasanya bila ada kematian orang yang dicintai atau karena ditinggal sang ibu bekerja. Berilah perhatian yang ekstra bila anak berada dalam kondisi seperti ini, utamanya jika ancaman berasal dari dalam rumah atau sekitarnya.

4. Menunjukkan kekuatan. Anak perlu tahu bahwa dirinya bisa mengontrol terhadap lingkungannya. Bila ia merasa bahwa menggigit dapat membantunya mendapatkan "kekuasaan", maka ia akan melakukannya terus. Berilah anak perhatian dan sedikit pujian akan perilakunya yang baik. Ini akan membuatnya semakin jarang menggigit.

5. Gangguan perilaku. Anak-anak yang mengalami hambatan perkembangan, misalnya; autisme dapat menggigit orang lain, bahkan menggigit dirinya sendiri. Sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter.

6. Meniru orang lain. Anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh sekitarnya. Biasanya anak akan melihat, menghafal lalu mengikuti apa yang dilakukan orang-orang di dekatnya.
(Mom& Kiddie//ftr)
sumber : http://lifestyle.okezone.com/konsultasi/read/2010/04/30/196/328085/awas-penggigit-datang

Bocah Autis Pasif Dikurung Orangtuanya

Nahas menimpa bocah tujuh tahun, Ratu Bilqis Nurhadi Ningrat. Gara-gara autis, bocah ini terpaksa dikurung dalam kamar berjeruji besi di rumahnya di Jalan Gotong Royong, Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Informasi dari keluarga Ratu Bilqis, Sabtu, menyebutkan, Ratu yang anak keempat dari pasangan purnawirawan TNI AD berpangkat kapten berinisial Nu (56) dan Nining Kusmiani (47), sering mengamuk dan merusak perabotan rumah bila tidak ditempatkan dalam kamar berjeruji itu.

Hampir setiap hari Ratu hanya bisa menangis dan melukai dirinya sendiri, kadang melukai ibunya, bila keinginannya tidak bisa dipenuhi.

"Saya membuat teralis besi di dalam kamarnya agar Ratu tidak kabur keluar rumah. Saya tidak mau Ratu mengamuk di luar rumah yang bisa merusak perabotan milik orang lain," kata ibu kandung Ratu, Nining.

Ratu mulai terlihat menderita autis pasif saat menginjak usia dua tahun, namun pada awalnya Nining menduga anaknya sakit karena tertimpa asbak besar yang jatuh tepat di kepalanya.

"Dari pertama dilahirkan hingga usianya dua tahun, kondisi Ratu normal dan bisa berbicara, namun setelah tertimpa asbak anak saya berbicaranya jadi tidak jelas dan kelakuannya menjadi hyper active," jelasnya.

Akhirnya, Nining dan suaminya membawa Ratu pergi ke dokter untuk diperiksa, tetapi dokter menilai tidak ada kelainan apa pun pada tubuh dan syaraf Ratu. "Dokter mengatakan Ratu menderita autis pasif dan hanya bisa disembuhkan dengan terapi dan pengobatan yang teratur," ujarnya.

Semenjak diketahui Ratu menderita autis, ayahnya langsung pergi meninggalkan Ratu dan diduga juga telah membawa kabur uang istrinya sebesar Rp 250 juta. "Hingga kini, saya tidak tahu keberadaan Nu yang sudah memiliki istri sebelumnya," katanya.

Selain itu, Nu juga kerap bertindak kasar kepada Nining dan anak kedua dari suami sebelumnya, Salva Bintang (13). "Saya hanya minta pertanggungjawaban ayahnya, karena kasihan Ratu tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Saya sangat butuh dana untuk kesembuhan putri saya ini," jelas Nining.

Nining yang mengaku jengkel dengan kelakukan Nu, kemudian melaporkan kejadian kekerasan yang dilakukan oleh suaminya tersebut pada 2004 lalu. Namun, kasus ini mengendap di Kejaksaan Negeri Sukabumi dan sampai sekarang kasus ini seperti dihentikan.

"Padahal berkas pengaduan saya sudah P21 dan dilimpahkan ke Kejari Sukabumi. Tetapi kenapa tidak disidangkan," katanya mempertanyakan aparat hukum. Tim Psikiater dari RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Dr Dede Mariana yang melakukan pemeriksaan terhadap Ratu mengatakan, Ratu menderita autis pasif.
sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2010/05/01/brk,20100501-244807,id.html

Kamis, 29 April 2010

kasus autisme 2

Umurnya 14 tahun. Ia duduk di kegelapan sebuah laboratorium di Los Angeles. tangannya menunjuk kilatan cahaya dari layar komputer. Terkadang ia mengguncang ritmis tubuhnya. Ia berdiri dan berputar, berteriak. Lalu tangannya membentang sepertinya ia bisa terbang, mengepak-kepakkan tangannya seperti burung.

Semua orang di ruangan itu menunggu, termasuk ibunya. Tito Mukhopadhyay, nama anak itu, kemudian meraih kertas kuning lalu menuliskan,"Aku sedang menenangkan diriku.

sumber : http://www.arsip.net/id/link.php?lh=VQpUVFUEUl8H

kasus anak indigo 2

Annisa Rania Putri, yang lahir tahun 1999, aktif berbicara dalam bahasa Inggris. Padahal bahasa ini bukan bahasa sehari-hari dalam keluarga mereka. Menurut orangtuanya, kemampuan bicara dalam bahasa Inggris ini didapatnya tanpa belajar, tak lama setelah ia mulai bisa bicara. Selain itu, gadis cilik ini menguasai beberapa bahasa lain, seperti bahasa Arab dan bahasa Korea. Annisa pun kerap memberikan ceramah tentang spiritualitas di hadapan orang-orang dewasa. Belum lagi kemampuannnya merancang bangunan bak seorang arsitek berpengalaman. Sebuah rumah di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Timur, adalah contoh karyanya. Selain itu, bukunya yang bertema spiritualitas juga sudah diterbitkan.

Gadis cilik ini adalah salah satu anak yang di-blow up media sebagai anak indigo. Begitu pula beberapa anak indigo lain beberapa kali diwawancarai media yang berupaya mengungkap keberadaan anak-anak istimewa ini.

Disinyalir keberadaan anak indigo ada sejak awal keberadaan manusia di bumi ini, namun istilah ‘indigo’ sendiri baru dipopulerkan oleh Nancy Ann Tappe, seorang konselor di Amerika Serikat pada era 80-an. Lewat bukunya ia menuturkan bahwa ia mengamati warna aura manusia untuk kemudian menghubungkannya dengan kepribadiannya. Dari pengamatan ini didapatlah sebuah warna indigo atau nila, yang merupakan campuran warna ungu dan biru. Warna ini biasanya dimiliki orang dewasa, namun ternyata dimiliki juga oleh anak-anak tertentu, hingga disebutlah mereka sebagai anak-anak indigo.

sumber : http://www.ummi-online.com/artikel-16-anak-indigo-istimewa-tapi-jangan-dianggap-aneh.html

Rabu, 28 April 2010

Einstein penderita asperger

Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola.

Pada umur lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada otaknya (diteliti setelah kematiannya). Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme.

Einstein mulai belajar matematika pada umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan buku tentang sains dan matematika.

Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari Munich ke Pavia, Italia (dekat kota Milan). Albert tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung kembali dengan keluarganya di Pavia.

Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule. Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak bekewarganegaraan.


'Einsteinhaus' di kota Bern di mana Einstein dan Mileva tinggal (di lantai 1) pada masa Annus MirabilisPada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Marić, seorang Serbia yang merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia diberikan gelar untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai warga negara Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya terhadap sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang putri bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl Einstein, pada waktu itu, dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.

Kerja dan Gelar Doktor

Albert Einstein, 1905Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar, keterburuannya sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah seorang teman kelas menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss pada tahun 1902. Di sana, Einstein menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang memerlukan pengetahuan fisika. Dia juga belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding dengan penjelasan yang buruk, dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya secara benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi kepraktisan hasil kerja mereka.

Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Pernikahan Einstein dengan Mileva, seorang matematikawan. Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans Albert Einstein, lahir. Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor setelah menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen" ("On a new determination of molecular dimensions") pada tahun 1905 dari Universitas Zürich.

Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern, tanpa banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu (tentang gerak Brownian), efek fotolistrik, dan relativitas khusus) pantas mendapat Penghargaan Nobel. Tetapi hanya thesis tentang efek fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini adalah sebuah ironi, bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi juga karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar biasa adalah, dalam setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori fisika ke konsekuensi logis dan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade.

Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka biasanya ditujukan kepada "Annus Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar biasa). Persatuan Fisika Murni dan Aplikasi (IUPAP) merencanakan untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan Einstein di tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Albert_Einstein

kasus down syndrome

Hee Ah Lee merupakan seorang pianis Korea Selatan yang menjadi perhatian dunia dengan permainan pianaonya di tengah keterbatasan fisik yang dia miliki.

Lahir tahun 1985 dari seorang ibu bernama Woo Kap Sun, seorang ibu yang mencintai anak perempuannya sepenuh hati, meski dari sejak dalam kandungan dia mengetahui kalau anaknya akan lahir dengan kecacatan.

Hee Ah Lee merupakan penderita down syndrome, dan dengan kedua tangan yang hanya memiliki empat jari. Kelainan jemari tangan seperti ini disebut lobster claw syndrome, berbentuk seperti capit udang, tanpa telapak tangan.Dia juga terlahir dengan kaki hanya sebatas lutut hingga tidak dapat menginjak pedal piano standar. Untuk itu, pedal sengaja ditinggikan agar bisa diinjak oleh kakinya yang pendek.

Dengan kondisi serba terbatas itu, Hee Ah Lee menyebutnya sebagai, "Special gift, anugerah spesial dari Tuhan." Ia bisa memainkan Piano Concerto No 21 dari Mozart bersama orkes simfoni. Ia mendapat sederet penghargaan atas keterampilan bermain piano dan membawanya berkeliling dunia, termasuk bermain bersama pianis Richard Clayderman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat.

Hee Ah Lee melakukan konser piano tunggal di Balai Kartini, Jakarta pada tahun 2007.Konser tersebut bagian dari program tur Hee Ah Lee ke beberapa negara di Asia Tenggara, dan dalam penampilannya di Indonesia, Hee Ah Lee membawakan musik klasik karya-karya komposer besar, seperti Chopin, Franz Schubert, Mozart, dan beberapa lagu pop seperti My Heart Will Go On, Love Story serta My May.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hee_Ah_Lee

Sabtu, 24 April 2010

Autisme

AUTISME



Istilah autisme digunakan untuk mentakrif corak kelakuan anak yang berpunca daripada kesukarannya untuk berinteraksi dengan orang lain, termasuk ibu bapanya. Anak yang autistik hidup dalam dunianya tersendiri. Misalnya, walaupun anak tidak pekak, anak seakan-akan tidak mendengar apa yang dikatakan kepadanya. Ramai antara mereka langsung tidak bertutur atau bertutur dengan cara yang aneh. Jika ibu bapa mengimbas kembali sejarah anak, mereka akan mendapati semasa bayi anak jarang tersenyum dan tidak pernah meminta untuk didukung.

Sejak penyakit ini mula dibincangkan pada tahun 1943, pelbagai teori tentang punca gangguan ini telah dikemukakan tetapi baru kini diketahui bahawa keadaan ini bukan berpunca daripada perlakuan ibu bapa atau tindak balas terhadap faktor persekitaran. Autisme biasanya tidak dikesan sehingga ibu bapa mendapati bahawa anak mereka masih belum pandai bertutur. Pada ketika ini, anda mungkin menyedari hakikat bahawa anak kerap menyisihkan diri dan menghabiskan masa bermain seorang diri. Kerap kali anak akan menunjukkan kelakuan yang tertentu, seperti menyentuh benda dalam turutan yang tertentu atau menggoyangkan badannya ke depan dan belakang. Jika diganggu, anak akan melenting dan membuat perangai. Kelakuan ini menunjukkan keperluannya untuk berada di persekitaran yang tidak berubah. Ada kanak-kanak autistik yang sangat peka terhadap sesuatu benda. Misalnya mereka akan menumpukan perhatian terhadap pergerakan tangan atau jari atau menggosok-gosok sesuatu permukaan seakan-akan menghayati tekstur.

Tanda-tanda

*

Tidak suka bersosial.
*

Pendengaran tidak normal.
*

Mengelak daripada bertentang mata.
*

Gangguan pertuturan.
*

Corak kelakuan yang berulang.
*

Tidak mengendahkan rasa sakit.

Apakah yang boleh dilakukan?

Kanak-kanak autistik perlu dihantar ke sekolah yang khas seelok-eloknya semasa anak masih kecil lagi. Jika ibu bapa mendapati sukar menjaga anak di rumah, rawatan di rumah yang mempunyai suasana yang terapeutik disyorkan. Pelbagai terapi bagi autisme telah dicuba. Namun, hasilnya tidaklah begitu menggalakkan. Psikoterapi yang intensif juga tidak memberi sebarang tindak balas manakala ubat yang mengandungi trankuilizer hanya sesuai diberikan untuk mengawal kelakuan yang ganas sahaja. Terapi kelakuan dan terapi pelukan (ibu bapa digalakkan memeluk anak selama yang boleh untuk mengeratkan perhubungan fizikal dan emosi) didapati sangat menggalakkan. Namun, setiap jenis terapi perlu disyorkan serta dikendalikan oleh pakar dalam bidang tersebut.

sumber : http://www.sabah.org.my/bm/nasihat/artikel_kesihatan/autisme.htm

Senin, 19 April 2010

kasus Sindrom Rett

Mereka terbang melintasi tiga benua?Eropa, Asia, dan Australia?untuk suatu misi yang luhur. Dan hari itu, Selasa pekan lalu, pilot Andor Kantas dan kopilot Csongor Latky mendaratkan pesawat berawak dua di lapangan terbang mini Curug, Jakarta Selatan. Fly for Rett Syndrome, begitu kampanye udara yang mereka lakukan dari kota ke kota, dari benua ke benua. Kantas memang punya kisah tragis yang layak didengar banyak orang. Itulah Lucia, gadis kecil, putrinya sendiri, yang sejak berusia 8 tahun telah kehilangan kemampuan menggerakkan tubuh dan mengalami kesulitan berkomunikasi. Usia Lucia bertambah, tapi kemampuan tak juga menunjukkan kemajuan. Pada usia sembilan setengah tahun kini, ia tak mampu menangis, tak bisa bergerak, sekalipun cuma menggerakkan bola matanya. "Dia tidak merespons jari yang saya jentikkan di wajahnya," ujar Kantas, sayu. Awalnya Kantas dan istrinya berkeliling dari satu dokter ke dokter lain untuk mengungkap sakit sang buah hati. Diagnosis yang muncul beragam, misalnya autis. Tetapi semuanya kurang meyakinkan. Bahkan ada seorang dokter yang meramalkan usia Lucia tak bakal bertahan lama. Tapi Kantas tidak menyerah. Setahun kemudian tes genetik (DNA) menunjukkan Lucia menderita sindrom Rett. Jalan pengobatan yang ditempuh keluarga Kantas cukup panjang. Kantas memberikan latihan fisioterapi agar kondisi fisik Lucia tidak bertambah buruk. Sebagaimana pada jenis kelainan gen lainnya, sampai kini belum ada pengobatan yang bisa dengan ampuh menghentikan laju sindrom Rett yang progresif. Apalagi fokus serangan utama sindrom Rett diketahui mengarah pada simpul-simpul saraf yang rumit. Obat-obatan yang diberikan kepada mereka umumnya hanya untuk mengatasi gejalanya, misalnya obat kejang. Satu-satunya harapan adalah penelitian genetik yang diharapkan kelak didapatkan formula terapi gen. Angka penderita sindrom Rett tak bisa dianggap sepi. Di Inggris pada awal tahun lalu tercatat ada 3.000 kasus. Menurut data Asosiasi Sindrom Rett Internasional (ASRI), prevalensi sindrom Rett mencapai 1:10.000 hingga 1:23.000 kelahiran bayi perempuan. Maka, di Indonesia, dengan angka kelahiran bayi sekitar 6 juta orang setiap tahun, diperkirakan ada 130-300 bayi perempuan yang menderita sindrom Rett. Itu dengan asumsi perbandingan kelahiran bayi laki-laki dan perempuan seimbang. Sindrom Rett merupakan suatu penyakit akibat kelainan gen. Pertama kali ditemukan oleh Andreas Rett, seorang dokter asal Austria. Dalam perkembangannya, sindrom Rett mulai diakui dunia ketika terbit hasil penelitian Dr. Bengt Hagber pada 1983. Pada Oktober 1999, para peneliti gen menemukan mutasi genetis (MECP2) terhadap kromosom Xq28 pada penderita sindrom Rett. Para penderita penyakit ini mengalami penurunan kemampuan saraf gerak dan kemampuan olah data dalam saraf otaknya. Ketidakmampuan bergerak merupakan efek terburuk penyakit ini. Sindrom Rett mayoritas menimpa kaum perempuan dan ditemukan di berbagai jenis etnis dan ras di segenap belahan dunia. Penyakit ini dapat menyebabkan bayi keguguran, meninggal pada saat dilahirkan, atau meninggal pada usia muda. Secara genetis, para pengidap sindrom Rett menunjukkan adanya kerusakan serius pada kromosom x. Anak lelaki yang terkena sindrom Rett akan langsung meninggal, karena anak lelaki hanya mempunyai satu kromosom x (xy). Tapi anak perempuan, yang memiliki kromosom xx, mempunyai satu kromosom x cadangan bila kromosom x yang satu rusak. Anak perempuan penderita sindrom Rett pada 6-18 bulan pertama mengalami perkembangan yang normal atau bisa dikatakan mendekati normal. Tapi si penderita lantas mengalami stagnasi pertumbuhan, penurunan kemampuan berkomunikasi dan menggerakkan tangan. Tidak lama setelah itu, ia akan menderita gangguan berjalan terus-menerus dan perkembangan otaknya melambat. Masalah lain, si penderita jadi sering mengalami gangguan pernapasan ketika bangun tidur. Inilah cerita Kantas tentang penyakit mengerikan yang menyerang Lucia dan 130 gadis kecil Indonesia.

sumber : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/01/13/KSH/mbm.20030113.KSH84132.id.html

Jumat, 16 April 2010

HAK sipil dan hukum RM

Hak-hak RM sebagai Sipil

Untuk orang Retardasi Mental, baik yang ada di kelembagaan maupun diluar. Dibutuhkan perlindungan dan pengawasan terhadap hak-hak mendasar dan memastikan bahwa mereka disediakan standar hidup yang layak dan tidak dieksploitasi.Hak-hak dasar itu meliputi hak sipil dan kriminal.Pada hak sipil meliputi kemampuan untuk membuat kontrak kerja dan menikah.

HAK SIPIL

1.1.kontrak kerja

Pertanyaan apakah orang Retardasi Mental dapat membuat kontrak kerja yang sah secara hokum masih belum jelas.Perdebatan khususnya mengenai tanggung jawab orang Retardasi Mental.Survey terhadap 47 hakim yang terlibat dalam kasus ini di California, diberi pertanyaan “apakah orang Retardasi Mental bias melakukan kontrak kerja?” 4 menjawab “iya”, 7 menjawab “tidak”, 20 menjawab “tidak tahu”, 16 tidak menjawab.Ketika konsep perwalian diajukan maka persoalan menjadi lebih jelas.Tetapi kemudian adanya konsep perwalian menimbulkan persoalan, yaitu ketidakmampuan orang Retardasi Mental bertindak sendiri.

Prosedur menentukan apakah Retardasi mental dapat membuat kontrak, pertama diliat apakah memiliki perwalian yang dapat memberikan ketidakmampuan bertindak sendiri, jika tidak maka mereka dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk mebdapatkan kode sipil persetujuan Negara bagian dengan kekuatan untuk dapat melakukan kontrak.

1.2.menikah

Pertanyaan lain juga diajukan kepada hakim di California, “apakah orang Retardasi Mental dapat menikah?” 6 menjawab “iya”, 5 menjawab “tidak”, 20 menjawab “tidak tahu”.Perdebatan yang muncul adalah mengenai apakah orang Retardasi Mental memiliki kesadaran penuh saat menikah, namun permasalahannya adalah tidak adanya rumusan hukum mengenai “kesadaran penuh”.

Kaitan erat dengan kasus diatas adalah hak seksual dari Retardasi Mental yamh juga terus diperdebatkan.Perdebatan berpusat pada konsep sterilisasi.Konsep ini berdasar pada 2 konsep kuno yaitu orang Retardasi Mental tidak punya keputusan dalam bidang seks.Yang kedua adalah inteligensi ditentukan oleh satu gen atau sebagian kecil gen dan kegagalan inteligensi pada Retardasi mental dapat dicegah dengan sterilisasi.Pada tahun 1973, 26 negara bagian di AS memiliki hokum sterilisasi dan 23 diantaranya mewajibkan sterilisasi.konsep ini kemudian dihapuskan setelah terjadi kasus penuntutan orang tua seorang wanita Retardasi mental yang disterilisasi terhadap pengadilan dan rumah sakit.Tuntutan diajukan karena keputusan hakim dianggap tidak memiliki dasar hukum.

Indonesia memiliki kebijakan terhadap hak-hak sipil orang dengan Retardasi mental:

Kebijakan Penanganan PMKS(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) Penyandang Cacat

1. Undang-Undang No. 4/1997 tentang penyandang cacat.

- Penyandang cacat merupakan bagian masyarakat Indonesia yang juga memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama

- Perlu upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi penyandang cacat

2. Undang-Undang No. 43/1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat.

- Kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama dalam masyarakat Indonesia lainnya di segala aspek kehidupan dan penghidupan

- Perlu sarana dan upaya yang lebih memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan menciptakan kemandirian dan kesejahteraan sosial.

Pemerintah dan masyarakat berupaya melakukan rehabilitasi sosial, bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial dengan tujuan terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan

PERUNDANG-UNDANGAN



Pasal 42

cacat mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang layak, sesuai dengan martabat kemanusiaannya, meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pasal 54

Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan,pendidikan, pelatihan dan bantuan khusus atas biaya negara untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.



•KRIMINAL: KOMPETENSI PEMERIKSAAN PERADILAN

SISTEM PERADILAN KRIMINAL DAN KETERBELAKANGAN MENTAL



KASUS KEDUA: Isu menakutkan pada sistem peradilan kriminal pada Mental retardasi telah membawa perhatian nasional dengan pengadilan Amerika yang memberikan hukuman mati kepada terdakwa Johnny Paul Penry, seorang retardasi ringan sampai berat. Johnny paul penry dituduh membunuh di texas, dia dengan brutal memperkosa wanita dan menikam dan membunuhnya dengan gunting setelah perlawanan korban berakhir.

Tiga fase sistem peradilan criminal yang biasa dikenakan padanya-penangakapan, pemeriksaan dan hukuman- semua merupakan masalah untuk kalangan Retardasi Mental karena saat itu hukum menganggap ada kompetensi untuk mengerti dan menggunakan hak hukum sampai ditunjukan bahwa orang itu tidak dapat melakukan dengan jelas dan menyakinkan.Dia dihukum mati.

Pembelaan Johnny Paul Penry berdasarkan pada tingkat kemampuan mentalnya karena keterbelakangan dan syndrome otak organik yang dimilikinya Penry digambarkan oleah ahli mempunyai umur mental 6,5 tahun IQ 54 =,kematangan sosial 9 atau 10 tahun ,syndrome otak organik dari pukulan waktu kecil yang berakibat kontrol impuls yang lemah dan ketidakmampuan belajar dari pengalaman.

•Perdebatan :

1.Dia tidak mampu diperiksa dalam pengadilan.

2. Dia tidak memiliki kesadaran mental akan kesalahan tindakannya.



Muncul pernyataan yang mendukung Penry:

•it must be a man that is totally deprived of his understanding and memory, and doth not know what he is doing, no more than an infant, than a brute, or a wild beast, such a one is never the object of punishment.…. Lord Blackstone



Akhirnya Keputusan pengadilan dibatalkan karena dianggap keputusan itu tidak memperhatikan unsur-unsur yang meringankan pada terdakwa.

Namun,setelah pemeriksaan kembali pada 17 juli 1990,juri memutuskan hukuman mati untuk kedua kalinya.Masalahnya???



BENTUK KEKERASAN YANG BERKAITAN DENGAN PERADILAN



Orang Retardasi mental lebih sering menjadi Korban maupun “pelaku” kejahatan dan lebih sering menjadi korban penyalahgunaan dalam pengadilan dan terabaikan dibanding dengan perkosaan dan pembunuhan.

Orang Retardasi Mental sering menjadi korban kejahatan dikarenakan ketidakmampuan kognitif dan menilai , ketidakmampuan fisik, tingkah laku adaptif berkurang dan ketidaktahuan bagaimana melindungi diri.Dan biasanya mereka tidak melaporkan diri dikarenakan ketergantungan hidup pada pelaku.Jika melapor maka biasanya tidak di proses lebih lanjut sedangkan sebagai pelaku,mereka diperlakukan seperti orang normal lainnya.Dan mereka tidak mengerti hukum dan tanpa di dampingi ahli dalam pengadilan.



Beberapa karakteristik orang Retardasi Mental pada pengadilan adalah sebagai berikut:
Sebagai pelaku

•Mereka tidak mau ketidakmampuan mereka diketahui

•Tidak mengerti hak mereka tapi pura-pura mengerti

•Sulit untuk mendeskripsikan apa yang terjadi

•Bingung tentang siapa yang bertanggung jawab dalam kejahatan dan mengakui meskipun tidak bersalah

•Tidak memahami perintah

•Kewalahan dengan kehadiran polisi

•Mengatakan apa yang mereka pikir akan menyenangkan penyidik.

Sebagai Korban
•Mudah menjadi korban

•Mudah dipengaruhi untuk memuaskan orang lain

•Berpikir bahwa pelaku adalah teman

•Tidak mengerti bahayanya situasi yang dihadapinya

•Berpikir telah diperlakukan secara normal dan tidak mengetahui adanya kejahatan

•Mempunyai sedikit jalan untuk mendapatkan pertolongan, mendapatkan tempat yang aman ataupun konseling

•Tidak dianggap sebagai saksi yang berkredibilitas



PERHATIAN SISTEM PERADILAN KRIMINAL

Mereka dengan keterbelakangan mental tidak bisa melindungi diri dari dakwaan yang diberikan ataupun membantah dakwaan tersebut, tidak mengerti sepenuhnya tentang hak mereka sehingga mudah dieksploitasi oleh orang lain dikarenakan ketidak mengertinya mereka.

Tingkah laku mereka seperti tingkah seksual mereka yang aneh dan tingkah laku yang dianggap sebagai sikap yang membahayakan orang lain dan berkencederungan untuk hanya bisa menerima sehingga menyebabkan kerugian nyata ketika berhadapan dengan sistem peradilan kriminal.Beberapa kerugian lain ditimbulkan oleh:

-Keterbatasan komunikasi dan ingatan

Kecenderungan untuk menyenangkan penanyanya dan mudah dipimpin pertanyaaan dan punya ingatan kacau dan sedikit pertimbangan tentang akibat suatu kejadian dan tindakannya terhadap orang lain.

-Pengendalian perhatian dan kata hati

Kurangnya pengendalian menimbulkan ketidakmampuan orang untuk memutuskan akibat dari suatu aksi atau kepentingan tindakan termasuk penangakapan, interogasi dan pengadilan.

-Kehilangan pengetahuan fakta dasar

Retardasi Mental berkencenderungan untuk hanya bisa menerima.Ini menyebabkan kerugian nyata ketika mereka berhadapan dengan sistem hak tertulis, prosedur dan tekanan yang hebat dari institusi dan kewenangan sistem peradilan kriminal.

- Motivasi yang salah

Retardasi Mental menemukan motivasi lebih untuk menyenangkan tokoh wewenang, yang tidak sesuai dengan kepentingannya dalam hati.terbiasa menggunakan sitem paternalistik oleh Negara dan berkencenderungan percaya terhadap wewenang.


-Tak adanya pertolongan pembelaan pengacara

Walaupun pengadilan memberikan beberapa panduan bagaimanan mewakili orang Retardasi Mental, sulit untuk pengacara yang punya pengalaman sedikit dalam menerjemahkan prilaku dan pernyataan kliennya.ini menuntun diskriminasi perlakuan institusi dan Retardasi Mental.

Hambatan sistem peradilan

•Sistem peradilan kriminal menemukan 2 hambatan Yaitu pelakunya adalah seorang retardasi mental dan berhadapan dengan hakim, jaksa, pengacara dan polisi

•kesulitan untuk pengacara yang punya sedikit pengalaman dalam menerjemahkan prilaku dan pernyataan kliennya èdiskriminasi perlakuan institusi dan Keterbelakangan mental

•Sistem peradilan tidak mengkomodasi situasi seperti itu dengan baik, selain karena watak hakim yang bervariasi,tetapi juga adanya tekanan yang hebat dari tumpukan kasus peradilan yang dikejar waktu.

Indonesia memiliki peraturan tersendiri terhadap orang dengan Retardasi Mental.

Pasal 44 KUHP

(1)Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya, disebabkan oleh jiwanya cacat dalam tumbuhnya atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana

(2)Jika ternyata bahwa perbuatan tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya disebabkan karena jiwanya cacat dalam tumbuhnya atau terganggu karena penyakit, maka hakim dapat memerintahkan supaya orang itu dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa, paling lama satu tahun sebagai waktu percobaan.

(3)Ketentuan tersebut dalam ayat (2) hanya berlaku bagi Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri

Bagaimana hak keterbelakangan mental dilindungi?

Yaitu dengan pendidikan dan pelatihan tentang bagaimana berhadapan dengan hukum,polisi,bagaimana melindungi hak ketika berhadapan dengan polisi,bagaimana berkomunikasi sebagai korban dan pelaku dan kejasama antara sekolah,polisi maupun sistem pengadilan

sumber : http://www.freewebs.com/retardasimental/hakkriminalrm.htm

Diagnosis dan Hukum untuk RM

Diagnosa Retardasi Mental

Retardasi Mental didiagnosa dengan melihat 2 hal:

-Kemampuan otak untuk belajar, berpikir, memecahkan masalah dan mengerti soal dunia (disebut IQ)

-Apakah memiliki keterampilan, bisa hidup dengan independent ( perilaku adaptasi atau fungsi adaptasi)

Fungsi intelektual ditest dengan IQ test yang punya nilai rata-rata 100. Orang dengan skor dibawah 70-75 berarti Retardasi Mental.Untuk mengukur perilaku adaptasi, kalangan professional melihat apa yang dilakukan dibandingkan dengan anak seusianya.Keterampilan tertentu penting dalam perilaku adaptasi. yaitu:

-Keterampilan hidup sehari-hari:ganti baju,mandi,makan sendiri

-Keterampilan komunikasi seperti mengerti apa yang dikatakan dan menjawab

-Keterampilan sosial dengan anggota keluarga,dewasa dan lain-lain.


Banyak tanda Retardasi Mental :

-Bergerak pelan sekali dan jalan lebih lambat daripada yang lain

-Belajar bicara lebih lambat, punya masalah berbicara

-Sulit mengingat sesuatu

-Tidak mengerti bagaimana membayar sesuatu

-Sulit mengerti peraturan sosial

-Sulit mengerti akibat tindakannya

-Sulit memecahkan masalah

-Sulit berpikir logis

Tanda dan Klasifikasi

1.Sangat berat (IQ < 20) à membutuhkan perawatan seumur hidup di rumah sakit.

2.Berat (IQ 20-35) à memiliki tingkat mental anak, ketika dewasa membutuhkan lingkungan yang terkendali.

3.Sedang (IQ 36-51) à dapat mengembangkan keterampilan akademik sampai tingkat 2, ketika dewasa membuthkan lingkungan yang terlindungi.

4.Ringan à dapat mengembangkan keterampilan akademik sampai tingkat 6.


Masalah Kelembagaan
Persoalan kelembagaan merupakan hal yang sulit, seseorang dengan keterbelakangan mental jarang diwakili pengacara dan menerima hak proses hokum, hanya 2 kasus dari 40 kasus di California pada 1972.

Mereka juga dalam kelembagaan tidak mempunyai hak dalam proses hukum dan perlindungan dan pengawasan hak dasar .

Hak dalam kelembagaan yang seharusnya didapatkan adalah penanganan yang adekuat,perawatan dan rehabilitasi serta adanya standar minimum untuk fasilitas fisik,administrasi dan staf yang menanganinya.

Masalah Hukum dan Label



Retardasi Mental sering berhadapan dengan berbagai masalah hokum antara lain:

-Masalah label :bagaimana penerapan dan kriterianya

-Masalah perlindungan terhadap orang yang diberi label Retardasi Mental, apakah akan dilembagakan atau tidak dan umur berapa bisa dilembagakan.

-Masalah perlindungan haknya ketika dilembagakan

-Untuk orang Retardasi Mental yang tidak dilembagakan, perlu di lindungi dan diawasi hak dasarnya dan memastikan mereka disediakan standar kehidupan yang layak dan tidak dieksploitasi.


•MASALAH LABEL àAPLIKASI DAN KRITERIA
Diagnosa Retardasi Mental dilakukan pada berbagai tingkat umur dan oleh berbagai evaluator profesional berdasarkan tingkat keparahan ketidakmampuannya.Semakin parah maka makin muda diketahui.Orang dengan tingkat ketidakmampuan yang ringan biasanya baru diketahui saat berada di sistem sekolah.

Dalam proses “labeling”, penggunaan IQ test tunggal ditentang.Saat ini disepakati menggunakan “Psychometric test” , yaitu tes yang berdasarkan pada budaya dan dilakukan secara lisan.

Kesalahan penetapan label tidak hanya mengakibatkan penetapan yang salah dalam sistem pendidikan sekolah tetapi mereka sering tidak menjadi bagian dari sistem pendidikan itu.Tidak jarang proses penetapan label menjadi ajang bentuk kekerasan pada orang Retardasi Mental di pengadilan.

Pendidikan bagi “terlabel” seharusnya menjadi kewajiban pengadilan sebagai satu kesatuan proses penetapan “labeling”.

sumber : http://www.freewebs.com/retardasimental/masalahhukum.htm

retardasi mental

Istilah yang dipakai terhadap orang yang punya batasan tertentu dalam fungsi mental dan keterampilan komunikasi, menjaga diri sendiri, dan keterampilan sosial.Pembatasan ini akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat daripada anak lain. Anak dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan, dan menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan.Mereka punya masalah belajar disekolah, mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama dan ada beberapa hal yang mereka tidak bisa pelajari.

Retardasi Mental bukan penyakit.Kita tidak mendapatkan Retardasi Mental dari siapapun.Juga bukan tipe sakit mental seperti depresi.Tidak ada obat untuk Retardasi Mental.Namun, kebanyakan anak dapat belajar untuk melakukan banyak hal.Itu membutuhkan usaha dan waktu lebih dibandingkan yang lain.

Penyebab Retardasi Mental

1. Kondisi genetik : Beberapa disebabkan gen abnormal yang diturunkan dari orang tua, kesalahan ketika perpaduan gen, atau alasan lain.Contohnya syndrome

down, syndrome x fragile dan phenylketonuria.

2. Masalah selama kehamilan, wanita alkoholik atau mendapat infeksi seperti rubella selama kehamilan dapat mempunyai bayi Retardasi Mental.

3. Masalah waktu melahirkan, seperti tidak mendapatkan cukup oksigen

4. Masalah kesehatan, penyakit seperti batuk pertusis, cacar atau Meningitis dapat menyebabkan Retardasi Mental. juga dapat disebabkan oleh malnutrisi yang

ekstrim, tidak mendapatkan perawatan medis atau karena racun seperti logam mercuri.

Penyebabnya bisa biomedis, sosial, tingkah laku dan faktor resiko pendidikan. biomedikal berkaitan dengan proses biologis seperti kelainan genetik dan makanan.Faktor sosial berkaitan dengan interaksi sosial dan keluarga seperti stimulasi anak dan tanggapan dewasa. faktor perilaku berkaitan dengan perilaku berbahaya seperti penganiayaan maternal.Faktor pendidikan berkaitan dengan avaibilitas keluarga dan dukungan pendidikan yang mendukung perkembangan mental dan meningkatkan keterampilan adaptasi.

sumber : http://www.freewebs.com/retardasimental/penyebabrm.htm

Sejarah Korea

Sejarah awal Korea berkisar di sekitar kerajaan kuno Choson yang muncul sekitar 2.300 tahun sebelum Masehi. Pada sekitar abad ke 2 sebelum Masehi, bangsa Cina mendirikan koloni di daerah kerajaan tersebut. Namun, lima abad kemudian, bangsa Korea mengusir mereka keluar. Sejak itu, muncul sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Silla. Kerajaan Silla (668 – 935) membawa puncak ilmu pengetahuan dan budaya yang besar. Akibat adanya kerusuhan yang terjadi di dalam negeri pada abad ke 10, dinasti Silla jatuh dan digantikan oleh dinasti Koryo. Selama periode kepemimpinan dinasti Koryo (935 – 1392, Korea mengalami banyak serbuan. Tentara Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan menyerbu dan akhirnya menguasa Korea sehingga Korea menjadi bagian kekaisaran Mongol.

Setelah runtuhnya Mongol pada akhir abad ke 14, berbagai golongan bangsawan dan militer berusaha memegang kekuasaan di Korea . Akhirnya, seorang jenderal yang bernama Yi Sung-Gy menghilangkan pemerintahan yang korup dan mendirikan dinasti Yi (1392 – 1910). Kongfucuisme diperkenalkan sebagai agama resmi. Reformasi politik dan social dimulai. Ibu kota negara dipindahkan dari Kaesong ke Seoul . Namun , Korea masih tetap terancam oleh Cina dan Jepang. Kedua negara tersebut ingin menguasai Korea untuk memperluas wilayah mereka. Setelah serangan yang gagal dari kepang pada tahun 1592 – 1598, Korea jatuh di bawah kekuasaan Manchu dari utara. Beberapa abad berikutnya, Korea menutup diri dari pergaulan dunia menjadi negara pertapa. Pada tahun 1800-an, Rusia, Jepang, dan Cina bersaing untuk menguasai Korea . Setelah perang Rusia – Jepang pada tahun 1904 - 1905, Jepang bergerak ke semenanjung Korea dan mendudukinya pada tahun 1910. Pada tahun 1919, penduduk Korea mengadakan demonstrasi secara damai karena menginginkan kemerdekaan. Akan tetapi, polisi Jepang membubarkannya, malah ada yang dibunuh dalam aksi tersebut.

Pada tahun 1945, di akhir perang dunia II, tentara Uni Soviet menduduki bagian utara Korea sedangkan tentara Amerika di bagian selatan. Setelah membuat suatu perjanjian, Korea dibagi sejajar dengan garis lintang 38˚. Pada bagian selatan berdirilah Republik Korea , sedangkan di daerah utara didirikan Republik Demokratik Rakyat Komunis.

Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara menyerang Korea Selatan dalam upaya menyatukan Korea dibawah kekuasaan komunis. Korea Utara yang memakai persenjataan yang disediakan oleh Uni Soviet menang atas Korea Selatan. Akan tetapi, atas bantuan PBB, Korea Selatan diselamatkan atas kekalahan dan pertempuran pun diakhiri dengan gencatan senjata pada bulan Juli 1953. Sejak saat itu, berbagai perundingan yang dilakukan untuk menyatukan Korea selalu gagal.

sumber : http://www.angelfire.com/gundam/sartohalim/sejarah.htm

Tembok Cina

Tembok Raksasa Cina atau Tembok Besar Cina (Tionghoa Tradisional: 長城; Tionghoa Sederhana: 长城; pinyin: Chángchéng), juga dikenal di Cina dengan nama Tembok Raksasa Sepanjang 10.000 Li¹ (萬里長城; 万里长城; Wànlĭ Chángchéng) merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat oleh manusia, terletak di Republik Rakyat Cina.
Panjangnya adalah 6.400 kilometer (dari kawasan Sanhai Pass di timur hingga Lop Nur di sebelah barat) dan tingginya 8 meter dengan tujuan untuk mencegah serbuan bangsa Mongoldari Utara pada masa itu. Lebar bagian atasnya 5 m, sedangkan lebar bagian bawahnya 8 m. Setiap 180-270 m dibuat semacam menara pengintai. Tinggi menara pengintai tersebut 11-12 m.

Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan tahun di zaman berbagai kaisar. Semula, diperkirakan Qin Shi-huang yang memulai pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah, tembok itu telah dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri, tepatnya dibangun pertama kali pada Zaman Negara-negara Berperang. Kaisar Qin Shi-huang meneruskan pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya.

Sepeninggal Qin Shi-huang, pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali di zaman Dinasti Sui, terakhir dilanjutkan lagi di zaman Dinasti Ming. Bentuk Tembok Raksasa yang sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan dari zaman Ming tadi. Bagian dalam tembok berisi tanah yang bercampur dengan bata dan batu-batuan. Bagian atasnya dibuat jalan utama untuk pasukan berkuda Tiongkok.


Sejarah pembangunan Tembok Besar Tiongkok dapat dilacak sampai abad ke-9 sebelum Masehi. Pada waktu itu, pemerintahan di bagian tengah Tiongkok menyambung benteng dan menara api yang merupakan pos penjagaan tentara di perbatasan menjadi satu tembok panjang dalam rangka menangkis serangan etnis-etnis dari bagian utara Tiongkok. Sampai pada Masa Chunqiu dan Negara-negara Berperang, pertempuran berkecamuk di antara negara-negara kepangeranan yang saling berkonfrontasi.

Negara-negara itu demi pertahanannya sendiri berturut-turut membangun tembok besar di atas bukit dan gunung yang terletak di daerah perbatasan. Pada tahun 221 sebelum Masehi, Kaisar Qinshihuang menyatukan Tiongkok. Setelah itu, Kaisar Qinshihuang memerintahkan agar tembok-tembok yang dibangun oleh berbagai negara kepangeranan itu disambung menjadi satu tembok besar sebagai kubu pertahanan untuk menangkis serangan pasukan kavaleri etnis nomadik di padang rumput Monggolia bagian utara Tiongkok.

Tembok Besar pada waktu itu panjangnya mencapai 5000 kilometer lebih. Tembok Besar pada Dinasi Han setelah runtuhnya Dinasti Qin diperpanjang sampai 10 ribu kilometer lebih. Dalam sejarah selama 2000 tahun yang lalu, penguasa di berbagai zaman tak pernah berhenti membangun Tembok Besar sehingga panjang totalnya mencapai 50 ribu kilometer, yang cukup untuk mengitari bumi satu kali lebih.

Tembok Besar yang kita sebut sekarang kebanyakan adalah tembok besar yang dibangun pada Dinasti Ming yang berkuasa antara tahun 1368 dan 1644. Ujung baratnya berpangkal dari Benteng Jiayu di Provinsi Gansu Tiongkok Barat dan ujung timurnya terletak di pinggir Sungai Yalu Provinsi Liaoning Tiongkok Timur Laut setelah melewati 9 provinsi, kota dan daerah otonom sepanjang 7300 kilometer, atau sama dengan 14 ribu li Tiongkok. Dengan demikian, Tembok Besar itu disebut sebagai "tembok panjang 10 ribu li" di Tiongkok.

Sebagai kubu pertahanan, Tembok Besar dibangun dengan mengikuti jalannya puncak pegunungan. Topografi yang dilewatinya sangat rumit, antara lain, gurung pasir, padang rumput dan rawa. Untuk menyesuaikan diri dengan berbagai topografi, pelaksana pembangunan Tembok Besar menerapkan struktur yang luar biasa dan berbeda-beda. Kesemua ini menunjukkan kecerdasan nenek moyang bangsa Tionghoa.

Tembok Besar yang berliku-liku mamanjang menyusuri puncak pegunungan hampir mustahil ditaklukkan oleh musuh pada zaman kuno karena gunung dan lereng yang menjadi dasar tembok itu terlalu terjal untuk didaki.


Tembok Besar dibangun dengan batu besar disisipi dengan tanah dan batu pecahan. Tingginya kira-kira 10 meter dan lebarnya kira-kira 5 meter, cukup untuk 4 ekor kuda berjalan berdampingan. Dengan demikian, sangat mudah untuk manuver tentara dan pengangkutan bahan pangan dan senjata. Di sisi dalam tembok dibangun pintu dan tangga untuk naik turun.

Tembok Besar disambung dengan benteng atau menara api setiap sektor, di mana tersimpan senjata dan bahan pangan. Benteng dan menara api itu digunakan sebagai tempat istirahat bagi prajurit pada waktu damai dan sekaligus merupakan kubu pertahanan untuk menangkis serangan musuh pada waktu berperang. Selain itu, begitu diketahui terjadinya agresi musuh, di menara api itu akan dinyalakan api pada waktu malam dan asap pada siang hari sehingga kabar tentang serangan musuh dapat tersebar ke seluruh negeri dalam waktu dekat.

Di sektor penting Tembok Besar, misalnya lintasan strategis, celah gunung dan perbatasan gunung dengan laut biasanya dibangun loteng gerbang besar. Loteng-loteng gerbang itu tidak hanya kelihatan megah, tapi juga mencerminkan seni arsitektur cemerlang zaman kuno Tiongkok. Sekarang sebagian loteng gerbang itu telah berubah menjadi obyek wisata, misalnya Loteng Gerbang Shanhaiguan di ujung timur Tembok Besar yang dijuluki sebagai loteng gerbang nomor satu Tiongkok dan Loteng Gerbang Juyongguan sektor Badaling Tembok Besar di sekitar Beijing.

Fungsi Tembok Besar sebagai kubu pertahanan militer sekarang sudah tidak ada lagi, namun keindahan arsitekturnya tetap sangat mengagumkan.

Keindahan Tembok Besar tercermin pada kemegahan, kekuatan dan kebesarannya. Melepas pandang dari tempat jauh ke Tembok Besar, tembok besar tinggi yang memanjang selama ribuan kilometer itu tampak serupa naga mahabesar yang menggeliang-geliut menyusuri pegunungan; jika dilihat dari jarak dekat, maka tembok itu penuh dengan daya tarik seni dengan arsitekturnya yang aneka ragam.

Tembok Besar adalah hasil jerih payah yang dibasahi keringat dan darah serta diresapi kecerdasan rakyat Tiongkok pada zaman kuno. Betapa beratnya proyek pembangunan Tembok Besar pada zaman kuno yang masih rendah tenaga produktif memang sulit dibayangkan.

sumber : http://info.indotoplist.com/?YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQweU5EST0=

DEPOK

Awalnya Depok merupakan sebuah dusun terpencil ditengah hutan belantara dan semak belukar. Pada tanggal 18 Mei 1696 seorang pejabat tinggi VOC, Cornelis Chastelein, membeli tanah yang meliputi daerah Depok serta sedikit wilayah Jakarta Selatan, Ratujaya dan Bojonggede. Chastelein mempekerjakan sekitar seratusan pekerja. Mereka didatangkan dari Bali, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Jawa, Pulau Rote serta Filipina.

Selain mengelola perkebunan, Cornelis juga menyebarluaskan agama Kristen kepada para pekerjanya, lewat sebuah Padepokan Kristiani. Padepokan ini bernama De Eerste Protestante Organisatie van Christenen, disingkat DEPOK. Dari sinilah rupanya nama kota ini berasal. Sampai saat ini, keturunan pekerja-pekerja Cornelis dibagi menjadi 12 Marga. Adapun marga-marga tersebut adalah :

1.Jonathans
2.Laurens
3.Bacas
4.Loen
5.Soedira
6.Isakh
7.Samuel
8.Leander
9.Joseph
10.Tholense
11.Jacob
12.Zadokh
Tahun 1871 Pemerintah Belanda mengizinkan daerah Depok membentuk Pemerintahan dan Presiden sendiri setingkat Gemeente (Desa Otonom).

Keputusan tersebut berlaku sampai tahun 1942. Gemeente Depok diperintah oleh seorang Presiden sebagai badan Pemerintahan tertinggi. Di bawah kekeuasaannya terdapat kecamatan yang membawahi mandat (9 mandor) dan dibantu oleh para Pencalang Polisi Desa serta Kumitir atau Menteri Lumbung. Daerah teritorial Gemeente Depok meliputi 1.244 Ha, namun dihapus pada tahun 1952 setelah terjadi perjanjian pelepasan hak antara Pemerintah RI dengan pimpinan Gemeente Depok, tapi tidak termasuk tanah-tanah Elgendom dan beberapa hak lainnya.

Sejak saat itu, dimulailah pemerintahan kecamatan Depok yang berada dalam lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung, yang meliputi 21 Desa. Pada tahun 1976 melalui proyek perumahan nasional di era Orde Baru, dibangunlah Perumnas Depok I dan Perumnas Depok II. Pembangunan tersebut memicu perkembangan Depok yang lebih pesat sehingga akhirnya pada tahun 1981 Pemerintah membentuk kota Administratif Depok yang peresmiannya dilakukan tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri (H. Amir Machmud).

Sejak tahun 1999, melalui UU nomor 15 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, Depok meningkat statusnya menjadi Kotamadya atau Kota. Menurut Undang-Undang tersebut, wilayah Kotamadya daerah Tingkat II Depok memiliki uas wilayah 20.504,54 Ha yang meliputi :

1.Kecamatan Beji, terdiri dari 6 kelurahan dengan luas wilayah 1614 Ha.
2.Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 kelurahan dengan luas wilayah 3.398 Ha.
3.Kecamatan Pancoran Mas, dengan pusat pemerintahan berkedudukan dikelurahan Depok, terdiri dari 6 Kelurahan dan 6 Desa dengan jumlah penduduk 156.118 jiwa dan luas wilayah 2.671 Ha.
4.Kecamatan Limo, terdiri dari 8 desa dengan luas wilayah 2.595,3 Ha.
5.Kecamatan Cimanggis, terdiri dari 1 kelurahan dan 12 desa dengan luas wilayah 5.077,3 Ha.
6.Kecamatan Sawangan, terdiri dari 14 desa dengan luas wilayah 4.673,8 Ha.
ASAL USUL PONDOK CINA

Dulu, Pondok Cina hanyalah hamparan perkebunan dan semak-semak belantara yang bernama Kampung Bojong. Awalnya hanya sebagai tempat transit pedagang-pedagang Tionghoa yang hendak berjualan di Depok. Lama kelamaan menjadi pemukiman, yang kini padat sebagai akses utama Depok-Jakarta.

Kota Madya Depok (dulunya kota administratif) dikenal sebagai penyangga ibukota. Para penghuni yang mendiami wilayah Depok sebagian besar berasal dari pindahan orang Jakarta. Tak heran kalau dulu muncul pomeo singkatan Depok : Daerah Elit Pemukiman Orang Kota. Mereka banyak mendiami perumahan nasional (Perumnas), membangun rumah ataupun membuat pemukiman baru.

Pada akhir tahun 70-an masyarakat Jakarta masih ragu untuk mendiami wilayah itu. Selain jauh dari pusat kota Jakarta, kawasan Depok masih sepi dan banyak diliputi perkebunan dan semak belukar. Angkutan umum masih jarang, dan mengandalkan pada angkutan kereta api. Seiring dengan perkembangan zaman, wajah Depok mulai berubah. Pembangunan di sana-sini gencar dilakukan oleh pemerintah setempat. Pusat hiburan seperti Plaza, Mall telah berdiri megah. Kini Depok telah menyandang predikat kotamadya dimana selama 17 tahun menjadi Kotif.

Sebagai daerah baru, Depok menarik minat pedagang-pedagang Tionghoa untuk berjualan di sana. Namun Cornelis Chastelein pernah membuat peraturan bahwa orang-orang Cina tidak boleh tinggal di kota Depok. Mereka hanya boleh berdagang, tapi tidak boleh tinggal. Ini tentu menyulitkan mereka. Mengingat saat itu perjalanan dari Depok ke Jakarta bisa memakan waktu setengah hari, pedagang-pedagang tersebut membuat tempat transit di luar wilayah Depok, yang bernama Kampung Bojong. Mereka berkumpul dan mendirikan pondok-pondok sederhana di sekitar wilayah tersebut. Dari sini mulai muncul nama Pondok Cina.

Menurut cerita H. Abdul Rojak, sesepuh masyarakat sekitar Pondok Cina, daerah Pondok Cina dulunya bernama Kampung Bojong. “Lama-lama daerah ini disebut Kampung Pondok Cina. Sebutan ini berawal ketika orang-orang keturunan Tionghoa datang untuk berdagang ke pasar Depok. Pedagang-pedagang itu datang menjelang matahari terbenam. Karena sampainya malam hari, mereka istirahat dahulu dengan membuat pondok-pondok sederhana,” ceritanya. Kebetulan, lanjut Rojak, di daerah tersebut ada seorang tuan tanah keturunan Tionghoa. Akhirnya mereka semua di tampung dan dibiarkan mendirikan pondok di sekitar tanah miliknya. Lalu menjelang subuh orang-orang keturunan Tionghoa tersebut bersiap-siap untuk berangkat ke pasar Depok.”

Kampung Bojong berubah nama menjadi kampung Pondok Cina pada tahun 1918. Masyarakat sekitar daerah tersebut selalu menyebut kampung Bojong dengan sebutan Pondok Cina. Lama-kelamaan nama Kampung Bojong hilang dan timbul sebutan Pondok Cina sampai sekarang. Masih menurut cerita, Pondok Cina dulunya hanya berupa hutan karet dan sawah. Yang tinggal di daerah tersebut hanya berjumlah lima kepala keluarga, itu pun semuanya orang keturunan Tionghoa. Selain berdagang ada juga yang bekerja sebagai petani di sawah sendiri. Sebagian lagi bekerja di ladang kebun karet milik tuan tanah orang-orang Belanda. Semakin lama, beberapa kepala keluarga itu pindah ke tempat lain. Tak diketahui pasti apa alasannya. Yang jelas, hanya sisa satu orang keluarga di sana. Hal ini dikatakan oleh Ibu Sri, generasi kelima dari keluarga yang sampai kini masih tinggal di Pondok Cina.

“Saya sangat senang tinggal disini, karena di sini aman, tidak seperti di tempat lain,”. Dulunya, cerita Sri, penduduk di Pondok Cina sangat sedikit. Itupun masih terbilang keluarga semua. “Mungkin karena Depok berkembang, daerah ini jadi ikut ramai,” kenangnya. Satu-persatu keluarganya mulai pindah ke tempat lain.

“Tinggal saya sendiri yang masih bertahan disini,” kata ibu Sri lagi. Sekarang daerah Pondok Cina sudah semakin padat. Ditambah lagi dengan berdirinya kampus UI Depok pada pertengahan 80-an, di kawasan ini banyak berdiri rumah kost bagi mahasiswa. Toko-toko pun menjamur di sepanjang jalan Margonda Raya yang melintasi daerah Pondok Cina ini. Bahkan pada jam-jam berangkat atau pulang kerja, jalan Margonda terkesan semrawut. Maklum, karena itu tadi, pegawai maupun karyawan yang tinggal di Depok mau tak mau harus melintas di Pondok Cina.

ASAL USUL MARGONDA

Margonda yang kini menjadi nama jalan protokol dan pusat bisnis di Depok itu tidak diketahui persis asal muasalnya. Konon, nama itu berasal dari nama seorang pahlawan yang bernama Margonda. Keluarga yang mengklaim sebagai anak keturunan Margonda sendiri (di Cipayung, Depok) sampai sekarang belum dapat memberikan informasi mengenai sepak terjang atau lokasi makam Margonda. Yang jelas, nama Margonda kini identik dengan Depok. Sebut saja “Margonda”, maka pasti orang akan mengasosiasikannya dengan “Depok”, beserta segala hiruk-pikuk aktivitasnya yang kian terus berkembang

sumber : http://babesajabu.wordpress.com/2009/05/11/sejarah-kota-depok/

sejarah kota tua

”Kota tua” merupakan saksi sejarah kota Jakarta, dibalik arsitektur bangunannya yang mengagumkan menyimpan ”Misteri” akan peristiwa sejarah di masa lampau. Inilah selintas mengenai kota tua Jakarta dan sejarahnya....
Museum Wayang Gedung ini awalnya bernama Gereja Lama Belanda (De Oude Hollandsche Kerk) dibangun pada tahun 1640 M. Pada tahun 1732 M, gedung ini diperbaiki dan berganti nama menjadi Gereja Belanda Baru (De Nieuwe Hollandsche Kerk). Namun, terjadi gempa bumi pada tahun 1808 M yang menyebabkan sebagian bangunan ini hancur. Kemudian dibangun lagi pada Tahun 1912, dan dijual oleh pemerintah Hindia Belanda kepada sebuah perusahaan yang bernama Geo Wehry & Co serta dijadikan kantor hingga tahun 1934. Pada tahun 1936, kepemilikan gedung ini berpindah lagi setelah dibeli oleh sebuah Lembaga Ilmu Pengetahuan, Seni dan Budaya di Batavia milik pemerintah Belanda. Baru pada tahun 1957, gedung ini diserahkan pada Lembaga Kebudayaan Indonesia dan secara resmi dijadikan Museum Wayang pada tanggal 13 Agustus 1975.
Kalibesar
Kalibesar merupakan nama jalan di daerah Jakarta Utara. Letaknya tidak jauh dari Museum Sejarah Jakarta. Dengan berjalan kaki dari Museum Sejarah Jakarta, kita hanya membutuhkan waktu lima menit saja untuk mencapai jalan Kalibesar ini. Dulu pada abad ke-17, Jalan Kalibesar terkenal sebagai daerah pusat bisnis perdagangan yang cukup terkenal dan bergengsi. Jalan Kalibesar ini biasa disebut Grootegracht yang artinya kali besar, karena di jalan tersebut terdapat kali yang diapit jalan dan bangunan. Selain pusat bisnis perdagangan, di Jalan Kalibesar juga banyak terdapat rumah penduduk Cina. Kali itu sendiri menjadi jalur lalu lintas kapal bongkar muat barang. Hingga akhirnya pada tahun 1740, terjadi kerusuhan di Jalan Kalibesar dan banyak rumah penduduk dibakar.
Pada tahun 1870, Jalan Kalibesar dibangun kembali. Di Jalan Kalibesar terdapat bangunan berlantai dua dan berwarna merah. Nggak heran kalau bangunan ini disebut Toko Merah. Bangunan ini sangat terkenal pada zaman dulu karena pernah ditinggali oleh beberapa Gubernur Jenderal VOC. Saat ini bangunan Toko Merah masih berdiri kokoh dan digunakan sebagai perkantoran.

sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13312

sejarah Yunani

Yunani memiliki kesinambungan sejarah lebih dari 5,000 tahun. Bangsanya, disebut Hellenes, setelah mendiami sebagian besar dari daerah Laut Hitam (Efxinos Pontos) dan Laut Tengah menjelajah daerah sekitarnya, menyusun negara bagiannya, membuat perjanjian-perjanjian komersil, dan menjelajah dunia luar, mulai dari Caucasus sampai Atlantic dan dari Skandinavia samapi ke Ethiopia. Sebuah expedisi terkenal dari gabungan daerah-daerah maritim Yunani ( Danaë atau penduduk laut ) mengepung Troy seperti dinarasikan didalam sebuah karya sastra Eropa besar pertama, Homer's Iliad. Bermacam-macam penduduk Yunani ditemukan sepanjang Laut Tengah, Asia Kecil, Laut Adriatik, Laut Hitam dan pantai Afrika Utara akibat dari penjelajahan untuk mencari tempat dan daerah komersil baru.

Selama periode Kalsik (Abad ke 5 S.M.), Yunani terdiri dari daerah-daerah bagian kecil dan besar dalam bermacam-macam bentuk internasional (sederhana, federasi, federal, konfederasi) dan bentuk-bentuk internal (kekerajaan, tirani, oligarkhi, demokrasi konstitusional, dan lain-lain) yang paling terkenal ialah Athena, diikuti oleh Sparta dan Thebes. Sebuah semangat kebebasan dan kasih yang membara membuat bangsa Yunani dapat mengalahkan bangsa Persia, adikuasa pada saat itu, didalam peperangan yang terkenal dalam sejarah kemanusiaan- Marathon, Termopylae, Salamis dan Plataea.

Pada paruh kedua abad ke 4 S.M., banyak daerah-daerah bagian di Yunani membentuk sebuah Aliansi (Cœnon of Corinth) yang dipimpin oleh Alexander Agung sebagai Presiden dan Panglima (Kaisar) dari Aliansi, Raja dari Macedonia ("Yunani takabara" dalam bahasa persia kuno) menyatakan perang dengan Persia, membebaskan saudara-saudara mereka yang terjajah, Ionian, dan menguasai daerah-daerah yang diketahui selanjutnya. Menghasilkan sebuah masyarakat yang berkebudayaan Yunani mulai dari India Utara sampai Laut Tengah barat dan dari Rusia Selatan sampai Sudan.

Pada tahun 146 S.M., Aliansi diatas jatuh ke bangsa Romawi. Pada tahun 330, ibukota negara bagian Romawi berdiri didaerah baru, Roma Baru atau Konstantinopel, sebuah bentuk popular, sebuah nama untuk memperingati Kaisar Romawi, pada saat itu, Konstantin Khloros (Konstantin Agung). Para ahli sejarah sejak abad ke 19 lebih memilih, untuk alasan referensi, menamakan periode terakhir sebagai Bizantium dengan tujuan untuk membedakan 2203 tahun wilayah Romawi menjadi dua periode. Selama periode kedua dunia budaya Yunani klasik dari Yunani Kuno berubah menjadi dunia modern masyarakat barat dan kristen. Kata Bizantium diambil dari wilayah yang sudah ada sebelumnya (Bizantium, dengan Megara sebagai Metropolis) dimana ibukota baru berada, Konstantinopel.

Setelah ibukota dan wilayah jatuh ketangan Turki pada tahun 1453, bangsa Yunani berada dibawah kekuasaan Ottoman hampir selama 400 tahun. Selama masa ini bahasa mereka, agama mereka dan rasa identitas diri tetap kuat, yang menghasilkan banyak revolusi untuk kemerdekaan meskipun gagal.

Pada tanggal 25 Maret 1821, bangsa Yunani memberontak kembali, kali ini berhasil, dan pada tahun 1828, mereka mendapatkan kemerdekaannya. Sebagai sebuah negara baru yang hanya terdiri dari sebagian kecil dari negara modern mereka, perjuangan untuk membebaskan seluruh daerah yang dihuni oleh bangsa Yunani berlanjut. Pada tahun 1864, kepulauan Ionian disatukan dengan Yunani; tahun 1881 sebagian dari Epirus dan Thessaly. Crete, Kepulauan Aegean Timur dan Macedonian ditambahkan pada tahun 1913 dan Thrace Barat tahun 1919. Setelah Perang Dunia II kepulauan Dodecanese juga dikembalikan ke Yunani.

Saat ini, Yunani merupakan negara anggota Uni Eropa (1981) dan sistem moneter-keuangan-ekonomi Euro.

Peradaban Aegean
Peradaban Cretan
Peradaban Mycenaean
Invasi Dorians
Kolonisasi Yunani (1000-800 S.M..)
Periode Archaic
Periode Klasik: "Masa Keemasan "
Periode Budaya Yunani (336-30 B.C.)
Peradaban Byzantine
Revolusi 1821
Perang Balkan 1912-13
Perang Dunia I, III
Kemerdekaan dan Perang Sipil

sumber : http://www.greekembassy.or.id/pages_in/General/history.html

Sejarah Valentine

Di berbagai belahan dunia, orang beramai-ramai mengamini bahwa tanggal 14 Februari adalah hari Velentine. Di Indonesia pun, para warganya turut menyambut gembira datangnya hari kasih sayang ini, meskipun sebenarnya mereka tak tahu pasti mengapa harus ikt merayakan hari tersebut.

Bukankah untuk menunjukkan rasa sayang kita terhadap teman, kekasih ataupun keluarga kita tak perlu menunggu datangnya tanggal 14 februari, kita bisa menunjukkannya setiap hari. Kita juga tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli coklat, bunga dan pernak-pernik lainnya untuk menunjukkan rasa sayang kita, cukup dengan perhatian yang tulus.

Terlepas dari itu semua, marilah kita kupas secara detail keistimewaan hari Valentine yang kedatangannya selalu membuat dunia menjadi serba merah muda. Beberapa para ahli mengatakan bahwa asal mula Valentine itu berkaitan dengan St. Valentine. Ia adalah seorang pria Roma yang menolak melepaskan agama Kristen yang diyakininya.

Ia meninggal pada 14 Februari 269 Masehi, bertepatan dengan hari yang dipilih sebagai pelaksaan ‘undian cinta’. Legenda juga mengatakan bahwa St. Valentine sempat meninggalkan ucapan selamat tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat dengannya. Di akhir pesan itu, ia menuliskan : “Dari Valentinemu”.

Sementara itu sebuah cerita lain mengatakan bahwa Saint Valentine adalah seorang pria yang membaktikan hidupnya untuk melayani Tuhan di sebuah kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Ia dipenjarakan atas kelancangannya membantah titah sang kaisar. Baru pada tahun 496 Masehi, pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi Valentine.

Akhirnya secara bertahap 14 Februari menjadi hari khusus untuk bertukar surat cinta dan St. Valentine menjadi idola para pecinta. Datangnya tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan hadiah sederhana, semisal bunga. Sering juga untuk merayakan hari kasih sayang ini dilakukan acara pertemuan besar atau bahkan permainan bola.

Di AS, Miss Esther Howland tercatat sebagai orang pertama yang mengirimkan kartu valentine pertama. Acara Valentine mulai dirayakan besar-besaran semenjak tahun 1800 dan pada perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang menguntungkan.

Perlahan semarak hari kasih sayang ini merebak keluar dan menular pada masyarakat di seluruh dunia dibumbui dengan versi sentimentak tentang makna valentine itu sendiri. Bahkan anak-anak kecil pun tertular dengan wabah ini, mereka saling berkirim kartu dengan teman-temannya di sekolah untuk menunjukkan rasa sayang mereka.

Sejarah Hari Valentine

Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan ‘Feast of Lupercalia.’

Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu.

Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya.

Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.

Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut.

Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.

Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine.

Kisah St. Valentine

Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut, dan ia bukan satu-satunya. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.

Namun sayangnya keinginan ini bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.

Ia berfikir bahwa jika pria tak menikah, mereka akan dengan sennag hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Para pasangan muda menganggap keputusan ini sangat tidak manusiawi. Karena menganggap ini adalah ide aneh, St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.

Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan.

Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara.

Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St. Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar.

Di hari saat ia dipenggal,14 Februari, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : “Dengan Cinta dari Valentinemu.”

Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.

sumber : http://www.undiknas.ac.id/sejarah-valentine-kisah-pengorbanan-pendeta-baik-hati.html