Sabtu, 22 Mei 2010

Awas....."Penggigit" Datang!

"BELAKANGAN ini anakku, Mario (4 tahun), suka sekali menggigit. Teman-temannya di sekolah pun sampai takut. Karena tanpa basa-basi, Mario langsung menggigit bahu atau lengan teman mainnya. Saya dan suami pun tak luput jadi korbannya.” keluh Nina, sang Mama.

Kalau bayi mau tumbuh gigi sih, wajar suka menggigit. Tapi bagaimana kalau hal itu dilakukan oleh anak seusia Mario? Yuk Moms, cari tahu penyebabnya dan bagaimana mengatasinya!

Menggigit = perilaku tidak baik

Sebaiknya orangtua dapat mengajari anak perilaku yang benar dengan memberikan pemahaman mengapa menggigit itu tidak baik dilakukan, menjadi model yang baik untuk anak, dan mengingatkan anak bagaimana berperilaku yang dapat diterima dalam berinteraksi dengan orang lain.

Jika anak sering menggigit teman sepermainan atau orang lain yang tidak dikenalnya, maka orangtua harus mengambil tindakan yang tegas dengan memberikan hukuman. Jangan berikan reaksi yang ambigu pada anak. Misalnya ketika anak menggigit, Anda hanya tertawa dan mengatakan bahwa itu biasa ia lakukan. Lalu di lain waktu Anda marah besar karena merasa bahwa dia telah mempermalukan Anda dengan tindakannya.

Bersikap konsisten akan membantu Moms dalam menerapkan batasan. Namun jika anak terus menggigit, kemungkinan dia mengalami masalah yang berbeda, bukan hanya karena kekesalan sementara.

Dalam kasus tertentu, teguran dan batasan-batasan yang tegas bisa tidak berfungsi. Oleh karena menggigit merupakan tanda kemarahan, kekesalan dan perlawanan. Cobalah untuk menemukan penyebab anak bersikap demikian. Mungkin ada tekanan dalam keluarga atau lingkungan. Kurangnya perhatian orangtua juga bisa menjadi salah satu pemicunya.

Meski hal tersebut wajar dialami oleh anak-anak, jangan dibiarkan. Dikhawatirkan perilaku tersebut berkembang menjadi kebiasaan buruk. Tentu saja akan berdampak buruk bagi si anak sendiri maupun 'korbannya'.

Tip agar anak tidak menggigit

1. Ciptakan suasana nyaman. Suasana ini akan membuat perasaan anak juga lebih nyaman dan rileks. Hal ini bisa meminimalkan timbulnya emosi negatif, sehingga anak pun tidak merasa perlu untuk menggigit

2. Jagalah kondisi psikologis anak sejak dini. Jika marah, hindari nada membentak atau merendahkan harga dirinya. Tegurlah perilakunya tanpa mencela dirinya. Selain itu, jika orangtua sedang ada masalah, sebaiknya jangan diperlihatkan di hadapan si kecil.

3. Beri perhatian cukup. Kadang si kecil menggigigit untuk mencari perhatian. Sesekali luangkan waktu untuk menemaninya bermain. Jaga jangan sampai anak kurang perhatian, lebih-lebih setelah memiliki adik lagi.

4. Perhatikan pola makannya. Anak harus dibiasakan untuk makan secara teratur, dan jaga agar jangan sampai ia kelaparan. Sebab, bisa jadi anak menggigit untuk memberi tahu bahwa ia lapar.

5. Istirahat yang cukup. Kondisi fisik yang lelah bisa memengaruhi emosi anak. Karena itu anak harus dijaga jangan sampai kelelahan.

6. Latih anak untuk berkomuniksi dan mengungkapkan emosi sejak dini, agar tidak terbiasa menggigit. Rajin membacakan buku cerita merupakan salah satu cara yang efektif untuk melatih anak berkomunikasi.

Penyebab anak suka menggigit

1. Eksperimen. Biasanya anak suka menggigit payudara atau bahu ibunya. Mungkin karena mereka ingin bereksperimen dan bereksplorasi. Jika ini terjadi, langsung katakan jangan secara serius. Jika dia masih bayi, berikan pengganti yang bisa digigit si kecil untuk belajar mengeksplorasi.

2. Frustasi. Kondisi ini terjadi karena anak tidak dapat mengatasi masalahnya, mungkin ia ingin menarik perhatian orangtuanya atau ingin memiliki mainan teman sepermainannya. Biasanya anak menggigit bukan dengan maksud menyakiti. Moms bisa melarangnya dengan bijak. Ajak ia mendekati korbannya untuk minta maaf, sambil menerangkan bahwa menggigit menyebabkan rasa sakit. Anda bisa membantunya untuk mengekspresikan perasaannya dengan kata-kata.

3. Merasa terancam. Sebagian anak melakukan hal ini sebagai tindakan bela diri. Beberapa faktor yang membuatnya terancam biasanya bila ada kematian orang yang dicintai atau karena ditinggal sang ibu bekerja. Berilah perhatian yang ekstra bila anak berada dalam kondisi seperti ini, utamanya jika ancaman berasal dari dalam rumah atau sekitarnya.

4. Menunjukkan kekuatan. Anak perlu tahu bahwa dirinya bisa mengontrol terhadap lingkungannya. Bila ia merasa bahwa menggigit dapat membantunya mendapatkan "kekuasaan", maka ia akan melakukannya terus. Berilah anak perhatian dan sedikit pujian akan perilakunya yang baik. Ini akan membuatnya semakin jarang menggigit.

5. Gangguan perilaku. Anak-anak yang mengalami hambatan perkembangan, misalnya; autisme dapat menggigit orang lain, bahkan menggigit dirinya sendiri. Sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter.

6. Meniru orang lain. Anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh sekitarnya. Biasanya anak akan melihat, menghafal lalu mengikuti apa yang dilakukan orang-orang di dekatnya.
(Mom& Kiddie//ftr)
sumber : http://lifestyle.okezone.com/konsultasi/read/2010/04/30/196/328085/awas-penggigit-datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar