Jumat, 16 April 2010

Diagnosis dan Hukum untuk RM

Diagnosa Retardasi Mental

Retardasi Mental didiagnosa dengan melihat 2 hal:

-Kemampuan otak untuk belajar, berpikir, memecahkan masalah dan mengerti soal dunia (disebut IQ)

-Apakah memiliki keterampilan, bisa hidup dengan independent ( perilaku adaptasi atau fungsi adaptasi)

Fungsi intelektual ditest dengan IQ test yang punya nilai rata-rata 100. Orang dengan skor dibawah 70-75 berarti Retardasi Mental.Untuk mengukur perilaku adaptasi, kalangan professional melihat apa yang dilakukan dibandingkan dengan anak seusianya.Keterampilan tertentu penting dalam perilaku adaptasi. yaitu:

-Keterampilan hidup sehari-hari:ganti baju,mandi,makan sendiri

-Keterampilan komunikasi seperti mengerti apa yang dikatakan dan menjawab

-Keterampilan sosial dengan anggota keluarga,dewasa dan lain-lain.


Banyak tanda Retardasi Mental :

-Bergerak pelan sekali dan jalan lebih lambat daripada yang lain

-Belajar bicara lebih lambat, punya masalah berbicara

-Sulit mengingat sesuatu

-Tidak mengerti bagaimana membayar sesuatu

-Sulit mengerti peraturan sosial

-Sulit mengerti akibat tindakannya

-Sulit memecahkan masalah

-Sulit berpikir logis

Tanda dan Klasifikasi

1.Sangat berat (IQ < 20) à membutuhkan perawatan seumur hidup di rumah sakit.

2.Berat (IQ 20-35) à memiliki tingkat mental anak, ketika dewasa membutuhkan lingkungan yang terkendali.

3.Sedang (IQ 36-51) à dapat mengembangkan keterampilan akademik sampai tingkat 2, ketika dewasa membuthkan lingkungan yang terlindungi.

4.Ringan à dapat mengembangkan keterampilan akademik sampai tingkat 6.


Masalah Kelembagaan
Persoalan kelembagaan merupakan hal yang sulit, seseorang dengan keterbelakangan mental jarang diwakili pengacara dan menerima hak proses hokum, hanya 2 kasus dari 40 kasus di California pada 1972.

Mereka juga dalam kelembagaan tidak mempunyai hak dalam proses hukum dan perlindungan dan pengawasan hak dasar .

Hak dalam kelembagaan yang seharusnya didapatkan adalah penanganan yang adekuat,perawatan dan rehabilitasi serta adanya standar minimum untuk fasilitas fisik,administrasi dan staf yang menanganinya.

Masalah Hukum dan Label



Retardasi Mental sering berhadapan dengan berbagai masalah hokum antara lain:

-Masalah label :bagaimana penerapan dan kriterianya

-Masalah perlindungan terhadap orang yang diberi label Retardasi Mental, apakah akan dilembagakan atau tidak dan umur berapa bisa dilembagakan.

-Masalah perlindungan haknya ketika dilembagakan

-Untuk orang Retardasi Mental yang tidak dilembagakan, perlu di lindungi dan diawasi hak dasarnya dan memastikan mereka disediakan standar kehidupan yang layak dan tidak dieksploitasi.


•MASALAH LABEL àAPLIKASI DAN KRITERIA
Diagnosa Retardasi Mental dilakukan pada berbagai tingkat umur dan oleh berbagai evaluator profesional berdasarkan tingkat keparahan ketidakmampuannya.Semakin parah maka makin muda diketahui.Orang dengan tingkat ketidakmampuan yang ringan biasanya baru diketahui saat berada di sistem sekolah.

Dalam proses “labeling”, penggunaan IQ test tunggal ditentang.Saat ini disepakati menggunakan “Psychometric test” , yaitu tes yang berdasarkan pada budaya dan dilakukan secara lisan.

Kesalahan penetapan label tidak hanya mengakibatkan penetapan yang salah dalam sistem pendidikan sekolah tetapi mereka sering tidak menjadi bagian dari sistem pendidikan itu.Tidak jarang proses penetapan label menjadi ajang bentuk kekerasan pada orang Retardasi Mental di pengadilan.

Pendidikan bagi “terlabel” seharusnya menjadi kewajiban pengadilan sebagai satu kesatuan proses penetapan “labeling”.

sumber : http://www.freewebs.com/retardasimental/masalahhukum.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar